Video tindak kekerasan Front Pembela Islam saat parade kebebasan beragama di Jakarta, dan tanggapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Video pemberitaan serangan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang berkumpul di Silang Monas, Jakarta menandai peringatan hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Juni. Sekitar 200 orang anggota FPI memukuli ratusan pendukung AKKBB, menuduh bahwa AKKBB melindungi Jemaat Achmadiyah.
Dari banyak reaksi atas tindak kekerasan FPI, berikut adalah reaksi dari President Susilo Bambang Yudhoyono:
Saya sangat prihatin dengan apa yang terjadi kemarin, terhadap penyerangan yang dilakukan oleh organisasi tertentu dan orang-orang tertentu, hukum harus ditegakkan.
Artikel ini diterjemahkan oleh Lyn dan Anna dari versi bahasa Inggris – FPI & Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama.
FPI jelas sasarannya, yaitu kemaksiatan, ajaran sesat dan penodaan agama. Memberantas semua itu apanya yang salah? Secara akal sehat saja (tidak perlu pake dalil agama/ayat), kemaksiatan, ajaran sesat dan penodaan agama itu jelas harus diberantas. Hukum negara RI yang kita cintai ini pun juga jelas melarangnya. Lalu, apa salah FPI, ketika aparat penegak hukumnya mandul bahkan banyak oknumnya yang malah ikut terlibat dan membekingin, kemudian FPI turun tangan? Dimana letak salah FPI? Ngaca dong?
Salahnya di mana? Gampang dijawab: FPI berkali2 melanggar hukum. Kelompok warga apapun tidak berhak ‘turun tangan’. Mau berantas kemaksiatan silakan, go ahead. Tapi jangan dengan cara kekerasaan. Caranya jelas salah, tidak sesuai dengan ajaran agama apapaun dan MELANGGAR HUKUM. Kalau semua warga ‘turun tangan’ seenaknya, negara ini akan hancur. Liat aja kasus sekolah SETIA. Warga ‘turun tangan’ sendiri, hasilnya kekerasan, kebencian, dan semua pihak rugi. Daripada repot ‘berantas kemaksiatan’ (Anda tahu kan FPI juga terima duit dari tempat hiburan agar gak diserang) kaum radikal lebih baik bantuin orang miskin. Tapi itu pekerjaan yg sulit dan gak dimuat oleh pers, jadi Hababi Rizieq gak tertarik…
@M. Sejuki
btw saya ganti topik nih…
smoga ini bermanfaat bagi supporter fpi, kan kayaknya punya banyak resource orang2 hukum.
dari pada bertindak keras melanggar hukum utk menegakkan hukum, mending orang2 hukumnya aja yg bertindak. Sue aja itu orang2 atau group atau company yg menurut fpi melanggar hukum … apa istilah anda melakukan kemaksiatan, penodaan agama, … etc
kalo sperti itu baru cantik mainnya ….
saya akan mendukung, saya suka banget misalnya krn fpi (orang2 hukum fpi) semua orang jadi taat (takut) sama hukum… nggak ada yg ngrokok di angkot…. nggak ada orang mabuk nggangu saya atau anak2 saya dijalanan….
Sejuki,
Posting anda tanggal 30 Juli:
“Ha….. ha…. ha… Jangan buru-buru dulu mengatakan orang lain cetek Mas. ”
Lho, kan anda yang buru-buru men”cetek-cetek”kan orang lain. Lihat salah satu posting anda terdahulu.
Ini sedikit informasi tentang agnostisme (sebetulnya anda bisa googling sendiri, kan?):
http://en.wikipedia.org/wiki/Agnosticism.
Selamat membaca.
“sudah pernah keluar dari mulutnya si “Vampire” George W Bush kata ‘C R U S A D E’ (Perang Salib), meski kemudian dicabut lagi pernyataannya tsb. Allah Maha Tahu dan Maha Kuasa untuk menampakkan sesuatu yang sebelumnya belum tampak, sepandainya penyembunyian niat jahat sewaktu-waktu akan keluar juga ke permukaan. Buktinya tuh ucapan ‘Crusade’ tadi. Hehehe….”
Kalau mencontoh gaya nulis anda, saya akan nulis: He, he, he.
Jadi gini cara anda membuktikan sesuatu. Ini bukti anda, bahwa perang di Irak dan Afganistan itu terjadi karena tuntunan dan perintah Alkitab?
Memang perang di sana itu sadis dan kejam, seperti juga perang-perang di manapun.
Pemboman bunuh diri yang beralasan Jihad itu kan juga kejam dan sadis, kan?
Tetapi saya pribadi nggak akan bilang, bahwa itu akibat perintah Al Qur’an, karena pengertian saya tentang Al Qur’an itu lain.
“Tapi fakta lapanganlah yang berbicara banyak. Tentang mana buktinya keterkaitan pembantaian AS di Afghanistan dan Irak dengan ayat-ayat Alkitab, lho? Mau bukti apa lagi? Fakta lapangannya, itu apa bukan bukti? Berapa banyak warga sipil yang telah dibombardir?”
Saya bertanya-tanya dalam hati: lho, kok ini bukti? Tolong jelaskan, apa dasarnya, bahwa ini bukti keterkaitannya dengan ayat-ayat Alkitab?
And mungkin tahu juga, bahwa banyak pembantai atau pelaku kekerasan perang di sana itu pribumi sana sendiri dan mereka beragama sama dengan korban-korbannya. Tapi ini jelas bukan bukti untuk anda, kan?
Memang bukan, karena hal-hal seperti itu sebetulnya tidak bisa dijadikan bukti keterkaitan ayat-ayat buku sesuatu dengan kekejaman perang. Itu kan manusianya yang mungkin menginterpretasikan sebuah tulisan seenak perutnya, kan?
Oh, maaf, untuk anda tulisan saya ini pasti berbelit-belit dan cetek. Tapi ya memang itulah pendapat saya. 🙂 Pasti tidak se”dalam” jalan pikiran anda. Iya, kan?!
Memang betul, bahwa kemaksiatan, penghinaan atau penodaan agama itu harus dilarang.
Menurut pengertian saya, dalam komentar-komentar beberapa rekan blogger yang terdahulu yang dipersoalkan ialah cara-cara FPI yang sering tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini (10 tahun lagi mungkin hukumnya hukum syariah, ya, kan beres. He, he, he….).
“Lalu, yang membela kemaksiatan itu apa namanya? Hehehe….. jawab sendiri ya?”
Hmmm, saya rasa nggak ada kok yang membela kemaksiatan, atau???
He, he, he …. Atau anda salah baca? Hi, hi, hi.
M. Sejuki :
Saya gak perlu bukti apa2 utk mengibaratkan kamu dgn “Ban bocor yg di pompa trus tetap kempes” anda cukup dgn tenang dan santai membaca semua postingan saya dan bagaimana anda membalas postingan saya. Saya rasa anda bisa ktemu bukti itu sendiri karena minimal hingga sekarang saya msh menganggap anda masih termasuk orang berpikiran dalam, dalam menangani masalah, jadi silakan anda renungkan sendiri saja.
Saya gak terima dgn teori “tidak ada api tanpa asap” anda.
Ok, menurutmu jika terjadi kebakaran, yang di hilangkan api apa asapnya ? Jika api yg dihilangkan, brarti FPI jg harus diadili dan ditindak oleh hukum negara kita. Toh, anda gak bisa menyalahkan gereja yang dibakar oleh FPI, hanya karena gereja itu sendiri yg tidak beres dalam cara pembangunannya.
Sorry, baru on.
Wah, rupanya saya dikeroyok nih, hehehe…. Oke, tidak apa-apa, Berbeda pendapat itu memang sudah kodratnya, karena memang Tuhan menciptakan segala sesuatunya itu serba berpasang-pasangan. Pro dan kontra. Namun tentu saja, Tuhan akan memihak kepada salah satu dari 2 (dua) pilihan tsb. Tidak mungkin dua-duanya.
Khusus untuk @kau dan selingkuhanmu
Anda benar, saya keliru ketik. Mungkin karena saking semangatnya. Hehehe… Untuk itu, saya mohon maaf atas kekeliruan tsb. Saya keliru menulis pepatah yang cukup populer. Saya tulis ‘TIDAK ADA API TANPA ASAP’, yang benar mestinya ‘TIDAK ADA ASAP TANPA API’. Kiranya maklum.
Anda cukup kritis menanggapi pepatah, tapi tidak cukup kritis menanggapi yang lainnya. Seperti contoh tentang tudingan miring anda kepada saya, dan saya minta buktinya. Eh, anda malah nyuruh saya mencari sendiri buktinya. Lho? Yo opo to?
Untuk @All yang kontra dengan saya, tepatnya kontra dengan FPI
Sebelumnya saya sudah uraikan apa-apa saja langkah persuasif dan preventif yang telah dilakukan FPI sebelum ‘TINDAKAN TEGAS’ di lapangan mereka lakukan. Namun celakanya Mass Media lah yang membuat pemberitaan sepihak (tidak balance) sehingga membuat opini publik yang keliru terhadap FPI. Yang diberitakan tindakan kekerasannya saja, pengrusakannya saja, pemukulannya saja, bahkan pemberitaannya terkesan dilebih-lebihkan dll, namun apa latar belakang semua itu tidak pernah diberitakan. Wajar saja opini sebagian masyarakat menjadi ‘miring’ terhadap FPI. Itulah hebat dan ampuhnya Mass Media, dia mampu menciptakan opini publik. Seperti kasus Monas yang menjadi topik diskusi kita di blog ini, pernahkah sebelumnya diberitakan, bahkan hingga saat ini, kenapa Lasykar Islam dan FPI melakukan pemukulan terhadap anggota AKKBB? Tidak pernah sama sekali!!! Namun Tuhan ternyata tidak tinggal diam, kebenaran fakta pasti akan tercuat. Entah kenapa, kok tiba-tiba Tuhan membuka hati Pak Kapolri Jenderal Soetanto mengeluarkan statement bahwa pihak AKKBB lah yang pertama kali memprovokasi. Nah lho? Beliau memang tidak menceritakan bagaimana cara provokasinya. Namun setelah diteliti, eh ternyata AKKBB tidak ada izin untuk demo di Monas, izinnya hanya di Bundaran HI. AKKBB telah meneriakkan kata-kata kotor yang tidak sepantasnya diucapkan apalagi sebagai orang yang beragama, dan apalagi di depan massa yang masih muda-muda dengan ucapan “LASKAR SETAN”, “LASKAR KAFIR”, provokasi lainnya “MEMBAWA SENJATA API DAN BAHKAN MELETUSKANNYA”, “TEMA DEMO TIDAK SESUAI IZIN,TADINYA UNTUK MEMPERINGATI KEBANGKITAN NASIONAL, TERNYATA MALAH MEMBELA AHMADIYAH”. Ini semua tidak pernah diungkap ke permukaan. Wajar akhirnya massa yang masih muda-muda menjadi ‘bringas’.
Pernahkah kalian mengkaji semua fakta tersebut? Dengan terungkapnya fakta-fakta lapangan yang tidak pernah diberitakan oleh Mass Media Cetak apalagi Elektronik (Media Televisi), masih pantas dan adilkah FPI malah dipojokkan sebagai pihak yang salah?
Saya tidak tahu apakah kalian masih mau merenung atau tidak. Itu hak kalian. Saya hanya membeberkan fakta apa adanya saja.
Salam damai selalu untuk semua.
AKKBB telah meneriakkan kata-kata kotor yang tidak sepantasnya diucapkan apalagi sebagai orang yang beragama, dan apalagi di depan massa yang masih muda-muda dengan ucapan “LASKAR SETAN”, “LASKAR KAFIR”, provokasi lainnya “MEMBAWA SENJATA API DAN BAHKAN MELETUSKANNYA”, “TEMA DEMO TIDAK SESUAI IZIN,TADINYA UNTUK MEMPERINGATI KEBANGKITAN NASIONAL, TERNYATA MALAH MEMBELA AHMADIYAH”. Ini semua tidak pernah diungkap ke permukaan. Wajar akhirnya massa yang masih muda-muda menjadi ‘bringas’.
Jadi ini pembenaran-nya anda M. Sejuki thd tindakan kekerasan FPI itu.
saya tanya coba jawab dg hati2.. apakah yg dilakukan FPI berdasarkan uraian anda itu, dibenarkan di agama Islam?
@Otuke
Justeru sayalah yang merasa heran, kok ada orang setelah dibeberkan fakta lapangannya malah bertanya seperti yang anda tanyakan itu?
Mas, saya ingin tanya anda dengan jujur (saya belum dulu menjawab dari sudut pandang agama, khususnya Islam). Maukah anda dan kelompok anda diteriaki apalagi ‘SECARA BERHADAPAN’ sambil ditunjuk-tunjuki oleh orang atau kelompok lain sebagai “KAFIR” dan sebagai “SETAN” bahkan sambil membunyikan letusan senjata api. Apalagi yang meneriaki tsb justeru sudah tidak disenangi oleh anda dan kelompok anda seperti yang di Monas antara Laskar Islam / FPI dengan AKKBB yang justeru membela Ahmadiyah.
Tidak usah lah dahulu kita berbicara dari sudut pandang agama. Dari tinjauan logika saja. Mau tidak anda diperlakukan orang seperti itu (diteriaki sambil ditunjuk-tunjuki secara berhadapan dengan sebutan “KAFIR” dan “SETAN”? Mau tidak? Kemudian apa kira-kira reaksi anda setelah itu?
Aneh cara berfikir anda itu. Bener-bener aneh………
@M. Sejuki
kalo saya, akan berusaha sebisa mungkin menghidar dr orang atau kelompok yg tidak suka sama saya. btw kalo saya yg diteriakin sperti itu ya saya cuek aja, saya nggak merasa kafir nggak merasa setan, PD aja kalo saya mah. asal saya jangan ditonjok saja.
skarang jawab pertanyaan saya sebelumnya.
# Otuke Says:
August 1st, 2008 at 11:32 am
AKKBB telah meneriakkan kata-kata kotor yang tidak sepantasnya diucapkan apalagi sebagai orang yang beragama, dan apalagi di depan massa yang masih muda-muda dengan ucapan “LASKAR SETAN”, “LASKAR KAFIR”, provokasi lainnya “MEMBAWA SENJATA API DAN BAHKAN MELETUSKANNYA”, “TEMA DEMO TIDAK SESUAI IZIN,TADINYA UNTUK MEMPERINGATI KEBANGKITAN NASIONAL, TERNYATA MALAH MEMBELA AHMADIYAH”. Ini semua tidak pernah diungkap ke permukaan. Wajar akhirnya massa yang masih muda-muda menjadi ‘bringas’.
Jadi ini pembenaran-nya anda M. Sejuki thd tindakan kekerasan FPI itu.
saya tanya coba jawab dg hati2.. apakah yg dilakukan FPI berdasarkan uraian anda itu, dibenarkan di agama Islam?
@Otuke
Sebentar. Sebelum saya jawab pertanyaan anda, saya ingin klarifikasi dulu dari anda.
Anda cuek saja diteriaki sebagai “KAFIR” bahkan sebagai “SETAN” apalagi sambil ditunjuk-tunjukin di depan hidung secara berhadap-hadapan? Anda cuek? Ho… ho… ho…
Bagaimana saya (dan saya yakin juga teman-teman yang ada di blog ini) bisa percaya? Normalnya, siapapun orangnya, meski orang yang sabar sekalipun dipastikan setidaknya akan marah jika diperlakukan seperti itu, apalagi saling berhadap-hadapan sambil ditunjuki di depan hidung dengan tudingan “KAFIR” dan “SETAN”.
Jika anda tidak mau bersikap jujur apalagi dalam kehidupan nyata, yakin lah anda akan selalu menjadi pecundang. Lama-lama kepercayaan orang kepada anda akan semakin menghilang. Sungguh kenyataan pahit yang paling tidak enak jika sudah tidak dipercaya orang lagi.
Saya fikir anda perlu merenung ulang, mungkin sambil bergumam dalam hati, kira-kira seperti ini : “Saya ini masih jujur tidak dengan diri saya sendiri? Saya padahal tahu bahwa jika saya tidak jujur kepada diri saya sendiri, tidak akan mungkin saya bisa jujur kepada Tuhan? Kemudian saya ikut nimbrung disini, saya ingin mencari apa? Mencari KEBENARAN, ataukah mencari PEMBENARAN?”
Itu saran saja lho. Boleh kan saya memberikan saran? Hehehe….
@M. Sejuki
terima kasih atas penilaian anda terhadap saya. mungkin bisa jadi bahan utk intropeksi.
btw anda nggak harus kok jawab pertanyaan saya.
saya bisa tanya sendiri kepada orang yg lebih tepat.
wassalam.
Ah, Sejuki tetap coba membenarkan tindakan kekerasaan a la FPI. Gak bisa dibenarkan, Mas. FPI jelas2 bersalah. Mereka telah melanggar hukum. Mereka sok suci, sok halim tapi mereka hanya preman. Mas silakan cona salahin media massa. Kalau saya lebih percaya sama Tempo, Kompas, Media Indonesia daripada majalah gari keras ala Sabili atau Hidayatullah.
@Otuke
Saya menilai secara umum. Orang yang normal kalau dihina pasti akan marah, kan begitu? Bagaimana lagi kalau yang dihina itu sekumpulan massa? Kalau anda saya umpamakan sebagaimana kasus Monas, anda tidak marah dan cuek saja, saya ucapkan salut bahkan sangat salut kepada anda. Dan, saya akan acungkan jempol, bukan lagi sebelah tapi langsung kedua belah jempolnya akan saya acungkan.
Tentang adanya pembenaran memukul dalam Islam, saya cukup menyampaikan satu ayat saja dalam Al Qur’an :
Al Baqarah 2:217. “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi manusia dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar dosanya di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar dosanya daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Anda bisa lihat kan ayat di atas? Ada kalimat bahwa “BERBUAT FITNAH LEBIH BESAR DOSANYA DARIPADA MEMBUNUH”. Lalu apa yang telah dilakukan AKKBB terhadap Laskar Islam dan FPI? Mereka telah membuat fitnah keji secara terang-terangan, terbuka, berhadapan sambil menuding dengan telunjuk seraya berteriak-teriak “KAFIR”, “SETAN”. Mencaci-maki saja meskipun cacian itu betul sudah tidak dibenarkan, apalagi memfitnah sambil mencaci-maki?
Kesimpulannya : Memfitnah = Membunuh bahkan lebih kejam lagi dari membunuh. Jadi, AKKBB dalam konteks ayat tsb sebenarnya sama saja dengan telah membunuh Laskar Islam dan FPI secara kejam. Mestinya AKKBB berterima kasih kalau hanya dibalas dengan pukulan saja. Kan begitu? Hahaha… Makanya supaya jangan dipukul, ya…… jangan memfitnah orang dong, apalagi sambil mencaci-maki. Tul gak? Hehehe……
@Rambutan
Itulah jika memakai hukum manusia, selalu ribut terus karena saling membenarkan dirinya masing-masing. Kenapa tidak menggunakan hukum Tuhan saja yang jelas-jelas memberikan keselamatan dunia dan akhirat?
Anda lebih percaya koran Tempo, Kompas, Media Indonesia. Silahkan, itu hak anda. Saya tidak peduli apapun korannya. Yang penting koran tsb memberitakan sesuatu secara balance, jujur dan adil. Saya akui Kompas, Tempo dan Media Indonesia itu bagus dalam memberitakan sesuatu. Namun kalau sudah menyangkut Islam, anda bisa lihat sendiri, sering adanya bias.
Saran saya, sebaiknya semuanya kita ambil saja, apapun korannya. Kemudian baru kita saring sendiri.
Kesimpulannya : Memfitnah = Membunuh bahkan lebih kejam lagi dari membunuh. Jadi, AKKBB dalam konteks ayat tsb sebenarnya sama saja dengan telah membunuh Laskar Islam dan FPI secara kejam. Mestinya AKKBB berterima kasih kalau hanya dibalas dengan pukulan saja. Kan begitu? Hahaha… Makanya supaya jangan dipukul, ya…… jangan memfitnah orang dong, apalagi sambil mencaci-maki. Tul gak? Hehehe……
terima kasih atas jawabannya.
saya stop diskusi dg anda. saya takut ada fitnah lain bisa dr saya atau bisa juga dr anda.
wassalam.
@Otuke
Sebetulnya tidak ada yang perlu ditakutkan seperti anda yang takut membuat fitnah, katakanlah seperti itu. Tidak ada yang perlu ditakutkan saudaraku, kecuali hanya takut kepada Allah, Tuhan Yang Maha Segalanya semata.
Sepanjang kita mau memelihara sikap jujur, namun juga tidak melupakan ketegasan sebagaimana yang telah dicontohkan Rasul-Rasul Allah (termasuk Rasul Terakhir, Muhammad SAW), kenapa harus takut untuk berbuat fitnah? Insya Allah itu tidak akan terjadi (berbuat fitnah kepada orang lain), karena Allah-lah yang akan menjaga dan melindungi dan memelihara kita.
Anda mau stop atau tetap ikut rame-rame dengan teman-teman yang lain di sini, itu adalah hak anda sepenuhnya. Tidak ada satu orangpun yang dapat menahan ataupun mengusir anda. Meski anda tetap berbeda pendapat dengan saya, anda tetap saudara saya yang baik.
Salam hangat dan damai selalu untuk anda sekeluarga.
Sejuki,
kalau anda merasa dikeroyok, ya itu sih silakan saja. Kalau anda membaca tulisan anda secara betul, mungkin anda kan tahu maksud-maksud saya.
He, he, he. Kan?
Kalau menurut saya Tuihan (siapa atau apapun namanya) tidak akan memihak kepada siapapun, kalau memang benar kita ini ciptaannya. Ini kan seperti orang tua yang punya beberapa anak, kalau memihak salah satu anaknya, berarti kan bukan orang btua yang baik. Iya toh?
Untuk saya debat kusir ini sudah cukup sampai di sini saja. Terlalu banyak “He, he, he”-nya, terlalu banyak “menggelikan”-nya, juga “cetek”-nya dsb., dsb.
Sebagai penutup: He, he, he …. 🙂
@Tomaculum
Tentang keroyokan, saya tidak mempermasalahkan sedikitpun. Bahkan saya sangat senang karena saya beranggapan (maaf sebelumnya), banyak orang yang belum memahami duduk persoalan yang sebenarnya tentang seputar FPI sebagai akibat begitu besarnya peran Mass Media baik cetak maupun elektronik yang telah membuat penyesatan-penyesatan, dan itu terbukti.
Nah, dengan demikian karena kebetulan saya mengetahui sesuatu dari sudut pandang lain tentang FPI, maka saya merasa terpanggil untuk menyampaikannya disini.
Anda berpendapat, Tuhan tidak memihak? Lho? Aneh sekali pemikiran anda tsb. Kalau Tuhan tidak memihak, apa gunanya Tuhan menetapkan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk, mana yang halal mana yang haram, mana yang lurus mana yang bengkok dll dsb dst…… sampai kepada diciptakan-Nya Surga dan Neraka? Saya yakin anda mengimani Tuhan itu Maha Adil. Mengimani atau tidak? Jika anda mengimani bahwa Tuhan Maha Adil, maka pernyataan anda tersebut justeru bertolak belakang bahkan bertentangan dengan keimanan anda sendiri.
Manusia hanya diberikan dua pilihan tempat kembali, yaitu Surga dan Neraka. Tuhan hanya mengabulkannya saja sesuai dengan Ke-Maha Adilan-Nya tadi. Yang beriman dan beramal shalih dengan tulus, pasti akan dimasukkan Tuhan ke Surga, sebaliknya yang jahat dan beramal buruk, pasti pula akan Tuhan masukkan ke Neraka.
Kalau Tuhan tidak memihak, tidak ada gunanya dong Dia ciptakan Surga dan Neraka. Apa perlu saya ketawa lagi?
@Tomaculum
Oh ya, satu hal lagi. Anda mengatakan, ini debat kusir. Maka saya akan jawab, benar ini adalah debat kusir. Cuma dengan catatan, hanya terjadi dengan anda saja. Kenapa? Karena anda belum menggunakan “kejujuran” dalam diskusi. Sebagai contoh tentang Alkitab yang sudah saya cuplik contoh ayatnya tentang kekejaman perintah Tuhan sampai-sampai bagi yang menghalangi kehendak Tuhan itu harus dibunuh termasuk anak-anak dan bayi yang masih menyusu dan bahkan hewan peliharaan. Anda minta bukti korelasinya antara pembombardiran Amerika CS terhadap Afghanistan dan Irak dengan ayat-ayat dalam Alkitab tsb. Ini kan pertanyaan yang sebetulnya memukul balik ke diri anda sendiri, terutama jika anda itu adalah Kristiani. Kenapa?
Masa harus saya uraikan lagi kenapanya? Sudah jelas Alkitab itu merupakan perintah Tuhan, tentunya harus bahkan wajib hukumnya diimani dan diikuti. Itulah korelasinya. Kenapa hal itu tidak mencuat ke permukaan? Karena ini menyangkut masalah yang sangat peka. Makanya, anda tetap ngeyel dan bahkan malah menyebutnya sebagai debat kusir. Memang benar debat kusir karena salah satu pihak diantara kita tidak mau berfikir jujur. Coba jika semua pihak yang berdebat mau berfikir jujur, debatnya pasti enak dan akan ada titik temu. Bila benar, akuilah benar dan bila salah, akuilah salah. Apa sih susahnya? Anda bisa lihat kan ketika saya menanggapi saudara @Kau dan Selingkuhanmu, saya meminta maaf kepada dia karena memang benar ada bagian dari posting saya yang salah, dan saya mengakuinya bahwa saya salah ketik.
Itulah maksud saya. Debat kusir dipastikan tidak akan terjadi bahkan tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun apabila semua pihak yang berdebat mau menggunakan fikirannya secara logis dan mau bersikap jujur.
Sejuki,
kenapa pertanyaan saya itu memukul balik ke diri saya sendiri?
Percuma saya teruskan, karena biar bagaimanapun anda akan tetap menganggap argumentasi orang lain itu cetek, menggelikan balik pukul diri sendiri dsb, dsb. Pdahal argumentasi anda itu nggak ada dasarnya sama sekali, dasarnya ya yang seperti anda bilang sendiri: informasi dari media. Atau anda sudah ke IRan atau Afganistan dan seudah dengar sendiri ucapan Bush itu?
Anda pada dasarnya tidak betul-betul membaca dan mengerti tulisan orang lain. Contohnya: beberapa kali saya tulis, bahwa saya ini seorang agnostik (saya paste juga penjelasannya di Wikipedia, biarpun kurang lengkap), tetapi anda tetap ngeyel dan tanya terus, apakah saya ini seorang nasrani. Lho, ini yang namanya lucu. Memang debatnya jadi debat kusir.
Anda anggap saya kurang jujur, ya monggo. Anggap saya membelit-belit ya silakan. Untuk saya pribadi sih cara dialog anda ini menggelikan dan cetek (ini menggunakan kata-kata anda lho!).
Sampai di sini saja lah. Bosan.
Satu lagi: saya kurang peduli apa yang ditulis di dalam buku ini atau buku itu. Atau apa yang (menurut cerita-cerita) pernah diucapkan oleh orang itu atau orang ini. Saya sudah menemukan jalan saya sendiri (tanpa kemaksiatan). Kalau anda masih memerlukan itu semua, ya silakan saja. He,he,he.
@Tomaculum
Anda rupanya kurang pandai merangkai logika (maaf sebelumnya).
Dari mulut si ‘Vampire’ George W Bush sudah keluar kata “Crusade” (Perang Salib). Crusade, jelas arahnya kepada Perang Agama. Paus Paulus mengecam tindakan si ‘Vampire’ tapi kemudian setelahnya diam. Kenapa diam? Meski tidak ada bukti, kuat dugaan karena adanya ayat-ayat dalam Alkitab yang memang menunjang sepak terjang si Vampire.
Katakanlah benar anda berfaham agnosticism, tapi anda tentu mengetahui bahwa Kitab Suci sudah merupakan acuan sebagai pedoman hidup bagi orang yang menganut faham agama tertentu. Terlebih lagi pada saat dianggap perang agama, Kitab Suci dipastikan akan menjadi rujukan yang menjadi pembenar.
Anda mau minta bukti yang mana lagi? Bukti yang keluar dari mulut si Vampire? Ya jelas tidak mungkin. Alkitab sudah jelas memerintahkan pembantaian tsb, dan fakta lapangannya lebih-lebih lagi. Bukti dari mulut belum ada, tetapi kata “Crusade” yang telah keluar dari mulut si ‘Vampire’ George W Bush, itu sudah cukup sebagai bukti.
Katakanlah bukti dari mulut tidak ada. Saya ingin tanya kepada anda, anda lebih percaya yang keluar dari mulut ataukah fakta lapangannya (adanya pembantaian-pembantaian)? Atau mau bukti apa lagi yang anda inginkan?
Cara dialog saya anda katakan menggelikan dan cetek. Apa buktinya? Oh ya, berarti analisa saya di atas itu cetek (dangkal) ya? Hehehe…. silahkan saja, itu kan pemikiran anda. Yang jelas kalau saya menuding sesuatu, saya selalu menyertakan bukti-buktinya.
Nah, jika memang anda tidak cetek (baca: tidak cetek itu berarti argumentatif, tajam, lengkap dengan bukti dan berpemikiran mendalam), tolong berikan bukti-buktinya apa yang anda tuduhkan kepada saya tsb bahwa dialog saya itu menggelikan dan cetek?
Saya tunggu bukti-bukti anda. Jika anda tidak bisa memberikan bukti tsb. Saya serahkan kepada semua kawan-kawan di sini untuk menilainya. Siapa sebenarnya yang dialognya “menggelikan dan cetek” tsb, saya atau anda. Oke?
Sejuki,
sebetulmnya saya sudah malas “diskusi” dengan anda, karena “bukti-bukti” anda itu cuma gitu-gitu saja. Tetapi sekali lagi sajalah.
1. Kalau mulut seseorang seperti Bush mengucapkan “Crusade” dan anda menganggap ini sebagai bukti, lalu bagaimana anda interpretasikan beratus-ratus ucapan-ucapan kaum nasrani lain yang mengutuk penyerangan AS ke Iran dan Afganistan tersebut?
Kan banyak orang atau manusia yang melakukan sesuatu yang “salah” dan mendasarkan hal tersebut pada sebuah kitab yang disucikan (apa juga namanya?). Apakah ucapan-ucapan Osama Bin Laden juga bisa dianggap sebagai bukti, bahwa perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan Al Qaeda yang salah itu berdasarkan Al Qur’an (contoh: pembunuhan manusia-manusia yang tidak berdosa di Twin Tower).
Apakah anda menganggap perbuatan AS di Iran/Afganistan itu mewakili seluruh umat Nasrani?
2. Sekali lagi: setiap perang itu kejam dan sadis, demikian juga di Irak/Afganistan. Tidak peduli berdasarkan agama atau kepercayaan apapun. Ini anda sebut sebagai fakta lapangan sebagai bukti, bahwa semuanya itu berdasarkan Alkitab? Dan sekali lagi: di sana sering terjadi pembantaian terhadap manusia-manusia yang tidak bersalah dengan bom mobil dan setahu saya ini dilakukan oleh pihak yang melawan pendudukan Irak/Afganistan. Ini dilakukan tanpa memperdulikan korban masyarakat setempat yang tidak bersalah dan mungkin hanya kebetulan berada di tempat itu (mungkin untuk belanja sekedar makanan?). Siapa yang melakukan ini semua? Amerika? CIA? MOSSAD? Atau siapa? Atau mungkin oknum-oknum dari golongan Sunit (yang juga Islam, kan?)? Seperti waktu meledaknya bom mobil di pasar di Emerli pada bulan Juli 2007 (menewaskan lebih dari 100 orang di antaranya anak-anak kecil) atau yang menewaskan 12 anak kecil di Ramadi yang sedang bermain sepak bola?
Apakah anda akan menginterpretasikan kejadian-kejadian seperti itu sebagai ajaran Al Qur’an?
Kalau anda memang percaya, bahwa Tuhan anda akan memihak (kepada siapapun yang dianggapnya betul), ya silakan. Untuk saya pribadi itu tidak penting, apakah itu betul begitu, karena Yang saya percayai nggak akan membela-siapapun. Yang saya percayai akan mencoba berlaku adil kepada semuanya.
Yang mengherankan untuk saya ialah, bahwa Tuhan yang dipercayai saat ini (apapun sebutannya) kok membiarkan umatnya (yang diciptakannya sendiri) terjerumus ke jalan yang salah atau ke kemaksiatan, lalu menyalahkan dan menghukum mereka. Bukankah sebagai “pencipta” yang bertanggung jawab ia seharusnya berusaha menjaga agar semuanya rukun dan tetap berjalan lurus (atau cuma menciptakan jalan yang lurus?).
Kalau untuk saya, sebagian besar yang ditulis dikita-kitab suci itu betul, tergantung dari situasi dan lingkungannya, tetapi sebagian lagi untuk saya toidak cocok untuk menjadi panutan saya. Dan untuk saya (interpretasi saya) itu bukan perintah yang harus diikuti secara membabi-buta, tetapi hanya sebagai panutan saja.
Sebetulnya saya hanya menggunakan kata-kata cetek dan menggelikan itu sebagai sindiran untuk anda yang beberapa kali menggunakannya (terlebih dahulu) untuk menilai posting orang lain. Tetapi rupanya anda nggak mengerti ini. Sayang .. 🙂
Sebetulnya bukan cara saya untuk menilai seseorang secara terbuka, kan saya nggak kenal orang itu pribadi. Mungkin dia hanya provokasi saja dengan caranya yang dangkal dan menggelikan atau mungkin orang itu sedang mabuk kepayang, sehingga argumentasi orang lain hanya digunakan sebagai landasan balasan argumentasinya. Kalau saya melihat, bahwa pikiran seseorang itu dangkal atau cetek dan cara argumentasinya menggelikan, ya hanya ada dua cara untuk saya:
1. Saya tinggalkan “diskusi”nya atau 2. Saya berusaha secara sabar menerangkan argumentasi saya (yang kebanyakan berdasarkan hasil pemikiran saya dan bukan dari hasil kutipan ayat-ayat tertentu).
Oom Tomaculum salut atas kesabarannya. 😀
Semoga semakin banyak orang2 seperti oom Tom ini di bumi nusantara.
amin.
Yang Jelas FPI hanya bertindak terhadap
1. Kemaksiatan (siap-siap saja sebentar lagi bulan puasa nih…kemaksiatan nggak boleh merajalela dong)
2. Perjudian
3. Aliran Sesat
Tanpa memandang suku, ras dan agama.
Ngerti nggak kalian????? pakmantri, tomaccullum, uhum……kalau kalian non muslim yang baik dan toleran, nggak usah takut dan resah……sasaran FPI hanya 3 hal diatas kok.
O iya….saya saat ini bermukim di Papua Barat, daerah mayoritas nasrani. Dan di sini semua masyarakat non muslim juga setuju memberantas tiga hal tersebut diatas, kenapa kalian tidak?
Sampai mana nih diskusinya?????
Atau masih berkutat antara kafir dan muslim?????
@tomaculum
Anda malas diskusi dengan saya, apa benar karena malas atau hanya sekedar alasan karena anda sudah tidak dapat berkilah lagi bahwa apa yang telah saya uraikan sulit secara “jujur” untuk memfungkirinya? Yang mana sih yang benar? Hehehe……. Yang tahu kan anda sendiri dan juga teman-teman yang lain selain saya, tentunya yang mau bersikap netral.
Anda komen :
1. Kalau mulut seseorang seperti Bush mengucapkan “Crusade” dan anda menganggap ini sebagai bukti, lalu bagaimana anda interpretasikan beratus-ratus ucapan-ucapan kaum nasrani lain yang mengutuk penyerangan AS ke Iran dan Afganistan tersebut?
Kan banyak orang atau manusia yang melakukan sesuatu yang “salah” dan mendasarkan hal tersebut pada sebuah kitab yang disucikan (apa juga namanya?). Apakah ucapan-ucapan Osama Bin Laden juga bisa dianggap sebagai bukti, bahwa perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan Al Qaeda yang salah itu berdasarkan Al Qur’an (contoh: pembunuhan manusia-manusia yang tidak berdosa di Twin Tower).
Apakah anda menganggap perbuatan AS di Iran/Afganistan itu mewakili seluruh umat Nasrani?
Tanggapan saya :
Anda lupa atau memang tidak tahu, bahwa setelah keruntuhan Uni Soviet, seorang Profesor dari Universitas Harvard Samuel P Huntington dalam Bukunya “The Clash of Civilizations” (Benturan Peradaban), secara gamblang telah menuturkan bahwa benturan Barat dan Islam mendominasi perkembangan dunia ke depan. Bukan rahasia lagi, argumen Huntington tsb merupakan obsesi George W Bush. Pasca September Attack 2001, obsesi si Vampire yang terkenal Nasrani bergaris keras tsb semakin menjadi-jadi, maka lahirlah ucapan Crusade dengan menyerang Afghanistan dan Irak bahkan dibantu oleh sekutu-sekutunya secara keroyokan. Negara Super Power menyerang negara kecil yang tak berdaya bahkan dengan cara keoyokan, apa namanya itu kalau bukan pengecut kuadrat. Tanpa keroyokan saja sudah tampak pengecutnya apalagi dengan keroyokan. Memang itu bukan mewakili Nasrani, tetapi opini yang beredar tidak dapat dipungkiri bahwa “Barat identik dengan Nasrani”. Anda setuju atau tidak setuju, itulah fakta. Fakta tsb ditunjang lagi dengan bunyi ayat Alkitab dan keluarnya ucapan dari mulut si “Vampire” ucapan kata Crusade, maka kloplah sudah analisanya. Tentang beratus kutukan dari ummat Nasrani, itu wajar-wajar saja karena dalam setiap komunitas tentu ada yang pro ada yang kontra terhadap aksi si Vampire dan begundal-begundalnya tsb. Nah, karena yang pro itu adalah yang sedang berkuasa dan punya kekuatan bahkan negara adidaya, jadilah itu (setuju atau tidak setuju) dianggap sebagai mewakili ummat Nasrani karena sesuai opini yang beredar, Barat identik dengan Nasrani, dan Timur identik dengan Islam. Jangan lupa, kebetulan yang pro itulah ternyata yang sesuai dengan tuntunan Alkitab, karena ayat-ayatnya ada tercantum. Dan, yang sesuai Alkitab itulah sebenarnya yang mewakili ideologis, bukan hanya sekedar benturan kebudayaan lagi. Oke?
Dari awal, saya sudah bilang, bahwa kalau saya mengemukakan sesuatu selalu akan saya ikuti dengan bukti-bukti dan fakta-fakta. Bukti dan faktanya apa? Inilah bukti dan faktanya sebagai berikut :
Ayatnya ada tercantum dalam Alkitab, fakta lapangannya (pembantaian besar-besaran di Afghanistan, Irak dan Palestina) tidak bisa dipungkiri kebenarannya karena nampak secara kasat mata, kemudian dari mulut dedengkotnya Barat si “Vampire” George W Bush keluar kata Crusade (Perang Salib). Kita mau bilang apalagi kalau bukan “Perang Agama”? Okelah istilah perang agama mungkin terlalu ekstrim, kita gunakan saja, mungkin dengan istilah Crusade, atau mungkin perang ideologis, ya sama saja. Semua fakta tsb kalau bukan seperti yang saya bilang, lalu mau dibilang apalagi? Anda lihat bagaimana tawanan di Penjara Abu Ghraib dan Guantanamo yang diberlakukan seperti binatang sekian tahun tanpa tersentuh hukum sama sekali, bahkan Al Qu’an dikencingi dan dijadikan sebagai sasaran untuk latihan menembak oleh tentara Amerika? Apa namanya itu kalau bukan kebencian ideologis? Anda dan sekian banyak orang boleh tidak setuju, namun anda tidak akan dapat mempungkiri fakta lapangan.
Pertanyaannya, anda lebih mempercayai fakta lapangan (kejadian riilnya) atau mempercayai yang lain?
Kemudian anda komen :
2. Sekali lagi: setiap perang itu kejam dan sadis, demikian juga di Irak/Afganistan.
Tanggapan saya :
Anda bilang itu PERANG? Itukah yang namanya perang? Perangkah namanya jika dilakukan dengan cara keroyokan oleh negara adidaya yang super power dengan negara kecil yang tidak berdaya apa-apa kecuali hanya harga diri dan semangat jihadlah yang mereka punya? Itukah yang anda sebut perang? Saya selalu mempertanyakan kepada setiap orang yang menyebut apa yang terjadi di Afghanistan dan Irak itu adalah perang, dengan bertanya dalam hati, masih waraskah orang yang menyebut tragedi kemanusiaan akibat ulah Amerika Cs kepada rakyat Afghanistan dan Irak itu dengan istilah “Perang”?
Bukan! Sekali lagi, itu bukan perang, tetapi pembantaian manusia yang paling sadis dan terkejam di abad ini, sekaligus pendudukan. Kenapa disebut Pembantaian, bukan Perang? Karena satu negara adi kuasa yang disebut super power menyerang negara kecil yang tidak berdaya dengan cara keroyokan. Jika hanya Amerika saja yang menyerang, mungkin masih bisa disebut perang, karena satu lawan satu meski itu perang yang juga tidak seimbang. Tetapi jika sudah keroyokan bahkan oleh negara super power dengan persenjataan yang sangat canggih? Bahkan yang di Falujjah sempat tercuat berita, AS menggunakan bom Mostard dan Napalm yang kabarnya jika terkena radiasinya saja, tubuh kita ini akan meleleh seperti dodol. Apa namanya itu jika bukan Pembantaian? Tidak menutup kemungkinan, nanti Iran akan diserang juga dst.
Kemudian, ayat yang saya cuplik dalam Alkitab anda sebut sebagai “Panutan” dan “bukan Perintah”. Lho? Itu bukan Panutan bung, tapi Perintah Tuhan langsung, coba anda baca betul-betul ayatnya. Baiklah, supaya tidak fitnah, saya akan cuplik lagi bunyi ayatnya.
Kitab 1 Samuel pasal 15 ayat 1 s/d ayat 3, sbb :
1.Berkatalah Samuel kepada Saul: “Aku telah diutus oleh Tuhan untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman Tuhan. 2.Beginilah firman Tuhan semesta alam: “Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. 3.Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan jangan ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai”.
Wahai, saudara @tomaculum, bisakah anda membaca secara pelan-pelan ayat-ayat tsb dan menyimaknya? Apakah ayat-ayat tsb merupakan panutan ataukah perintah langsung dari Tuhan? Anda bisa membedakannya atau tidak? Ayat-ayat lain banyak kok yang lebih sadis dari ayat-ayat di atas. Jika anda mau, bisa nanti saya tunjukkan ayat yang lebih sadis lagi.
Yang anda cari dalam diskusi kita ini apa? Pembenaran atau kebenaran? Jika Pembenaran, jelas akan terjadi debat kusir terus tanpa ada ujung karena yang berperan cuma “otak” masing-masing. Tetapi jika kebenaran yang anda cari, maka mau tidak mau anda harus berbicara fakta lapangan bukan hanya sekedar teori pendapat “OTAK” semata. Dan, juga harus ditunjang dengan ayat-ayat yang terkandung dalam Kitab Suci sebagai referensi. Itu, jika kebenaran yang anda cari, bukan pembenaran.
@Pakmantri
Kalo tidak punya argumen, sebaiknya lu diem, duduk manis saja. Mending ikut baca-baca posting saja ya? Hehehe……
@Brantas dan @Dhani
Salam kenal untuk anda.
Bung Brantas,
“O iya….saya saat ini bermukim di Papua Barat, daerah mayoritas nasrani. Dan di sini semua masyarakat non muslim juga setuju memberantas tiga hal tersebut diatas, kenapa kalian tidak?”
Harap baca dulu posting-postingnya dengan teliti.
Tidak ada di antara kami yang diskusi dengan Sejuki ini yang nggak setuju dengan pemberantasan kemaksiatan. Yang saya pribadi “heran” ialah bagaimana hal-hal anarkis bisa terjadi di Indonesia yang katanya negara hukum.
Aparat pemerintah yang korup tidak atau kurang melakukan sesuatu untuk memerangi kemaksiatan dalam bentuk apapun. Merekapun tidak melakukan sesuatu untuk menanggulangi anarkisme yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia, permainan hakim sendiri, perusakan rumah-rumah orang lain dengan alasan apapun. Ini masalahnya.
Bung Dhani,
diskusinya sebetulnya nggak berkutat antara kafir dan muslim, tetapi antara yang berfikiran cetek (saya) dan yang berfikiran dalam (Sejuki). Soalnya untuk saya itu nggak ada muslim atau nggak muslim, kafir atau nggak kafir. Untuk saya semua manusia itu sama, cuma kepercayaannya berbeda-beda.
Pak Mantri,
terima kasih. Yahh, ginilah kalau pengalaman hidup sudah numpuk, ya nggak bosan-bosannya berusaha menerangkan ruangan yang gelap, biarpun lilinnya selalu ditiup mati.
Monggo. 🙂
1.Berkatalah Samuel kepada Saul: “Aku telah diutus oleh Tuhan untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman Tuhan.
Oom Sejuki, sudah jelas yang berkata Samuel! Masak oom bilang perintah Tuhan seh???? 😀
Oom Sejuki ini sukanya berkata/mengajukan “fakta lapangan” dan tidak percaya kepada mass media (atau mas2 yang lain, mas Tukul, mas Tom, mas Tarsan …….. dll), karena mass media selalu memutarbalikan fakta.
Oom menurut pengakuan oom sendiri, oom Sejuki tidak berada dilapangan Monas waktu kejadian, saya juga percaya kalau oom Sejuki tidak pernah ke Palestina dalam 3-4 tahun ini, atau ke Irak, atau ke Afganistan, atau ke-mana2. Jadi fakta lapangan nya lapangan yang mana ya? Lapangan bola, lapangan tenis, lapangan voli ………. ??????
Atau cuma mendengar berita dari mass media yang nota bene menurut oom Sejuki suka diputar balikan faktanya?
He he he he he he …….
@Tomaculum
Maturnuwun juga, monggo. Maaf mau ter pingkal2 dulu! Lol.
Sejuki,
“Memang itu bukan mewakili Nasrani, tetapi opini yang beredar tidak dapat dipungkiri bahwa “Barat identik dengan Nasrani””
Opini yang saat ini berlaku ialah: terorisme itu identik dengan Islam.
Ini hanya opini, tetapi bukan kenyataan. Anda pasti tahu bedanya opini dan fakta, kan?
Anda juga menulis tentang Guantanamo, memang ini juga suatu hal yang harus dikutuk. Tetapi bagaimana dengan penculikan-penculikan yang terjadi di Irak dan Afganistan, baik terhadap orang barat, Jepang maupun terhadap masyarakat setempat sendiri (yang alirannya berbeda dengan penculiknya)?. Dan bagaimana pemotongan leher wartawan Amerika beberapa tahun yang lalu? Ini bukan kebiadaban? Siapa yang melakukannya?
Kedua pihak sama-sama biadabnya, kan?
Apakah itu anda sebut perang atau bukan, itu kan pada dasarnya sama, kan? Bagaimana dengan contoh-contoh yang saya tulis dalm posting saya sebelumnya?
“Itu bukan Panutan bung, tapi Perintah Tuhan langsung, coba anda baca betul-betul ayatnya. ”
“Wahai, saudara @tomaculum, bisakah anda membaca secara pelan-pelan ayat-ayat tsb dan menyimaknya? Apakah ayat-ayat tsb merupakan panutan ataukah perintah langsung dari Tuhan? Anda bisa membedakannya atau tidak? Ayat-ayat lain banyak kok yang lebih sadis dari ayat-ayat di atas. Jika anda mau, bisa nanti saya tunjukkan ayat yang lebih sadis lagi.”
Kalau itu anda interpretasikan sebagai perintah (seperti juga ayat-ayat dalam buku suci yang anda ikuti), ya silakan. Saya nggak menganggap itu sebagai perintah kok.
Begitu juga dengan ayat yang anda kutip tersebut di atas. Untuk saya itu tidak ada bedanya dengan berita dari media massa yang membritakan tentang apa yang kemungkinan pernah didengar oleh seseorang yang katanya pernah mendengar dari seorang yang pernah mendengar cerita dari orang lain dst, dst, bahwa katanya ada suara dari langit yang mengatakan itu. Mau percaya, monggo. Mau menganggap itu perintah, ya silakan.
Saya sih nggak akan menganggap anda lebih jelek dari saya. Yang penting untuk saya itu perbuatan anda.
Kalau anda menganggap semua yang tertulis dalam buku-buku itu semua kebenaran yang tidak bisa diutak-atik, ya anda akan tertutup terhadap argumentasi lain.
Selain itu, anda menganggap itu sebagai perintah Tuhan yang benar dan ini merupakan kebenaran.
Berarti:
1. Anda mengakui kebenaran Alkitab tanpa pengecualian (atau hanya ayat-ayat tertentu saja yang cocok untuk argumenatsi negatif anda? 🙂 )
2. Berarti anda menyamakan Alkitab dengan Al Qur’an, paling tidak dalam hal kebenaran “perintah-perintah”nya. Boleh nggak sih?
3. “Anda kan bilang menurut TUHAN masing-masing berbeda-beda. Kalau begitu, TUHAN itu banyak ya? Ada TUHAN M. Sejuki, TUHAN Tumaculum, TUHAN Otuke, TUHAN Otong316, TUHAN Uhum, TUHAN Opi, TUHAN Kartika, TUHAN LeOtak, Tuhan Pak Mantri, TUHAN Komandan Laskar Muslim Kalimantan, TUHAN Rambutan, dan TUHAN yang lainnya lagi. Begitu ya? Hehehe……. menggelikan, tapi berfikiran cetek!!!”
Ini tulisan anda. Jadi menurut anda itu (dan ini juga ditekankan dalam opini umum masyarakat Indonesia, kan?) hanya ada satu Tuhan, kan?
Terus kalau Tuhan yang menyuruh menulis Alkitab itu sama dengan Tuhan anda, anda jadinya harus menuruti juga “perintah-perintah” yang tertulis dalam Alkitab itu, kan?
Sekali lagi, yang anda sebut-sebut sebagai “fakta lapangan” dan menjadi bukti, bahwa perang (eh menurut anda ini bukan perang,ya?) yang terjadi di Irak dan Afganistan itu sesuai dengan perintah Alkitab, itu kok rasanya belum ada sambungannya.
Sepertinya saya bilang: Peristiwa-peristiwa bom mobil atau bom bunuh diri di Iran dan Irak, yang menewaskan banyak orang tidak berdosa, itu kan menurut kalangan tertentu berdasarkan Jihad. Jihad itu salah satu “perintah” dalam Al Qur’an, kan? Jadi pembunuhan biadab terhadap orang-orang yang tidak berdosa itu sesuai perintah Al Qur’an? Ini referensi yang menanggung kebenaran semuanya?
Kalau anda mau percaya itu, yah, itu hak anda, kok. Tapi untuk saya itu bukan, sekali lagi bukan, bukti keterkaitan semuanya itu dengan buku apapun. Itu semua hanya merupakan bukti kebiadaban, ketololan manusia.
Anda nggak perlu menunjukkan saya ayat-ayat yang lebih sadis lagi. Saya memiliki Al Qur’an, Bibel dsb. Dan sudah saya baca semua. Dan semakin dicari akan semakin banyak diketemukan kejanggalan-kejanggalan dalam buku-buku itu, dan banyak hal-hal yang tidak sempurna. Kalau saya sih tetap mau menggunakan otak dan perasaan.
@Pakmantri
Eh, Mas. Itu ayat jangan dipotong-potong. Lanjutannya kenapa anda tinggal (tidak diteruskan)? Hehehe…. ketahuan lu…
Kemudian anda bilang bahwa saya (M. Sejuki) tidak percaya Mass Media. Lho? Kapan saya bilang begitu? Kebanyakan Mass media memang sering bias ketika memberitakan tentang Islam, makanya saya tidak serta merta percaya begitu saja terhadap apa yang diberitakan terutama yang menyangkut Islam. Saya akan check and recheck terlebih dahulu dari semua sisi sebelum mengambil satu kesimpulan final. Itu yang selalu saya lakukan. Nah, anda telah menuduh saya tidak percaya Mass Media. Mana buktinya? Pada postingan mana saya menulis seperti itu? Buktikan dong jangan asal cuap saja.
Kemudian tentang fakta lapangan. Apakah harus berada di tempat kejadian? Tidak selalu. Berita televisi, ada gambarnya dll seperti Amerika dan begundal-begundalnya membombardir Afghanistan dan Irak. Apakah itu bukan fakta lapangan? Saya sudah banyak beberkan di postingan sebelumnya.
Makanya, saya bilang, jika tidak bisa beragumentasi, lebih baik diam saja, dan duduk yang manis sambil makan permen. Nonton saja yang baik ya? Daripada bikin fitnah. Dan, jangan berisik. Daripada malu-maluin. Hehehe…… Duduk yang manis ya? Naaaaa….. gitu dong. Pinteeeeeer…… Pakmantri. Hehehe…..
@Tomaculum
Opini, Barat identik dengan Nasrani, dan Timur identik dengan Islam, itu mah sudah lama. Sementara Opini, Teroris identik dengan Islam, itu baru saja setelah September Attack 2001. Tapi anda harus jeli, kedua opini itu sebenarnya berkaitan erat setali tiga uang. Itu isu “TERORIS” sebenarnya kata lain dari kebencian terhadap Islam. Masalahnya mereka tidak berani terang-terangan menyatakan permusuhan dengan Islam, makanya dibuatlah isu teroris tsb. Seperti contoh penyerangan dan pembantaian di Afghanistan dan Irak. Tapi jangan lupa, Tuhan itu selalu adil, entah kenapa keluarlah kata “Crusade” dari mulutnya George W Bush. Maka ketahuanlah kepermukaan kebencian tsb.
Ketika ada orang Islam baik perorangan maupun kelompok melakukan perlawanan, maka mereka (AS dkk) akan cap sebagai Teroris, padahal mereka yang dicap membela tanah air mereka yang sedang dicaplok dan secuil harga diri yang telah dilecehkan bahkan tidak dihargai sedikitpun oleh Penjajah. Dan, Amerika beserta begundal-begundalnya mencaplok negara orang, membombardir, membantai dan menjajah negara orang itu bukan Teroris. Lho? Pikiran “WARAS” seperti apa itu?
Tentang ayat dalam Alkitab yang saya kutip tsb, anda katakan dengan tetap ngeyel sebagai bukan perintah, itu hak anda. Tapi kalimatnya jelas berbunyi sebagai kalimat perintah. Apa perlu dipanggilkan pakar bahasa? Hehehe…. Aneh….. Bener-bener aneh anda itu.
Kelihatan sekali kalau anda itu mencari pembenaran, bukan kebenaran. Makanya kejujuran berfikir akan dikalahkan oleh nafsu “YANG TIDAK INGIN KALAH”. Tapi tidak masalah. Itulah type anda.
Kita serahkan saja kepada pembaca di sini. Oke?
Copyright Indonesia Matters 2006-2025
Privacy Policy | Terms of Use | Contact
ini seluruh posting-ngan saya dan jawaban anda, tunjukkan mana yg nggak nyambung
justru saya nggak jawab pertanyaan anda krn nggak ada hubungannya …
Anda bilang tangkap aja, tapi anda nggak rela rupa-nya.
Saya kira anda bilang tangkap aja, krn anda setuju bahwa tindakan fpi melanggar hukum. permasalahannya sebenar-nya sederhana, jangan dibuat kompleks dech.
sekalipun fpi dapat perintah langsung dr Tuhan, tapi kalo itu melanggar hukum ya hrs diberangus.
ya ekstrim-nya kalo Nabi ibrahim hidup di negara indonesia, trus mau korbankan anak-nya krn perintah Tuhan, jelas hrs ditangkap sama polisi.
Ngerti nggak ya.. jadi agama bukan alasan utk bebas dr hukum…
smoga mengerti….
btw waktu kecil di kampung saya, ada tetangga yg bunuh orang (dg clurit) utk menjaga kehormatan keluarga. tapi setelah itu dia langsung menyerahkan diri ke polisi. harus-nya kalo fpi masih tunduk sama hukum negara ini, habis melakukan tindakan kekerasan (berdasarkan keyakinannya), langsung menyerahkan diri ke polisi. itu baru keren … tapi itu menurut saya