Video tindak kekerasan Front Pembela Islam saat parade kebebasan beragama di Jakarta, dan tanggapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Video pemberitaan serangan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang berkumpul di Silang Monas, Jakarta menandai peringatan hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Juni. Sekitar 200 orang anggota FPI memukuli ratusan pendukung AKKBB, menuduh bahwa AKKBB melindungi Jemaat Achmadiyah.
Dari banyak reaksi atas tindak kekerasan FPI, berikut adalah reaksi dari President Susilo Bambang Yudhoyono:
Saya sangat prihatin dengan apa yang terjadi kemarin, terhadap penyerangan yang dilakukan oleh organisasi tertentu dan orang-orang tertentu, hukum harus ditegakkan.
Artikel ini diterjemahkan oleh Lyn dan Anna dari versi bahasa Inggris – FPI & Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama.
Sejuki,
mau katakan saya anak kecil silakan, mau menganggap anda sendiri yang paling normal monggo, mau bilang jalan pikiran saya berantakan ya situ-situlah.
Untuk saya itu tulisan-tulisan anda semakin membuktikan, bahwa anda yang üpaling mengerti segala sesuatu tetapi nggak memperhatikan tulisan orang lain.
Silakanlah.
Ok, dengan ini saya mengakui bahwa jalan pikiran saya berantakan dan seperti anak kecil.
Monggo. Anda nggak mengerti maksud saya, ya sudahlah. 🙂
@tomaculum
Anda bilang bahwa saya tidak mengerti maksud anda.
Kalau begitu, apa maksud anda dengan mengatakan tidak ada sesuatu yang mudah?
Sejuki,
maksud saya ialah jalan pikiran kita berbeda sekali. Itu saja. Saya berantakan dan anda teratur, saya seperti anak kecil dan anda sangat dewasa. Tetapi apa yang ada di balik semua ini, siapa yang tahu?
🙂
@tomaculum
Ha… ha… ha… Apa hubungannya “jalan fikiran berbeda” dengan “tidak ada sesuatu yang mudah”?
Saya tepuk-tepuk pipi saya, karena saya mengira sedang mimpi ketemu dengan anda. Bener deh, terus terang saja saya bingung karena ketemu dengan orang seaneh seperti anda (apa dosa saya ya?). Eh, begitu tepuk pipi, malah pipi saya yang justeru kesakitan karena nepuknya agak kekerasan. Hehehe… gak taunya bukan ngimpi.
Sejuki,
mungkin memang orang aneh seperti saya ini jarang, lho. Tetapi kalau yang seperti anda itu banyak.
Jangan nepuk-nepuk pipi sampai sakit, nanti dikira penganut sado masochisme, kan itu terlarang di agama anda, toh? 🙂
OK, lah, sampai di sini saja, dan sebagai penutup mari kita bersama-sama ber he, he, he dan ber FPI-ria. 🙂
@tomaculum
Meski anda tidak mau mengungkap identitas anda tentang keyakinan agama yang anda anut yang sepertinya itu akan meruntuhkan harga diri anda jika diungkapkan (ini juga salah satu yang langka dari anda yang tidak pernah saya temui selama ini), satu hal yang saya suka dari anda adalah kejujuran anda mengakui diri anda apa adanya (sadar bahwa type seperti anda itu anda akui adalah langka). Hehehe…….
Kalau anda menutup dengan kalimat “mari kita bersama-sama ber he, he, he dan ber FPI-ria”, saya juga menyampaikan kalimat penutup untuk anda.
“Mari kita bersama-sama berlangka-langkaan”. Hehehe…… (Eh, saya masih ber he he lagi ya?).
@Dian
Halo? Apa kabar? Lagi ngapain? Any body home or no?
@Sejuki,
Ini Bukan soal, takut atau berani, Jujur atau bohong, PEMBENARAN ATAU KEBENARAN, Kalah atau Menang, Dipojokkan atau memojokan, Mudah atau sulit…
SEKALI LAGI ini tentang DISKUSI YANG BAIK.
Kalau alasan anda NGOTOT bertanya seperti itu adalah..
jawaban anda akan sangat menentukan diskusi ini ke depan
Saya hanya ingin tahu posisi anda sebagai seorang Islam
Beri penjelasan donk relevansinya seperti apa dengan saya menjawab itu??
Jangan hanya retorika seperti itu, beri saya alasan yang kuat tujuan anda tanya seperti itu apa?
Atau anda memang ga bisa menjelaskan???
Mau saya kasih contoh? mau saya setir??
MAAF SAYA BUKAN ORANG SEPERTI ANDA…..
@Dian
Lho? Kalau tidak ada yang ditakutkan kenapa anda tidak berani menentukan sikap atas apa yang saya pertanyakan. Diskusi itu kan tentu ada yang bertanya, dan ada yang menjawab. Saya akan ikuti apapun mau anda sepanjang itu untuk menuntaskan diskusi kita ini ke arah yang positif bukan untuk ngenyek-ngenyekan atau kalah-menang dll seperti yang anda buruk sangkakan. Katakanlah anda tetap berkeras bahwa ini menyangkut kalah-menang, tetap pemenangnya itu adalah pihak yang mau menerima “kebenaran” bukan “pembenaran”.
Wallahi, Demi Allah saya akan mengakui kebenaran yang anda sodorkan jika memang itu benar-benar adalah “kebenaran” bukan “pembenaran”, meski saya menurut anda berada pada pihak yang “kalah”. Bagi saya, sikap seperti itu justeru itulah pemenang yang sebenarnya (siap menerima kekalahan sepanjang itu adalah benar).
Tentang apa hubungannya dengan topik diskusi kita menyangkut FPI dan AKKBB, itu sudah saya katakan nanti akan saya uraikan setelah saya tahu sikap anda sebagai Muslim dalam memandang Hukum sebagaimana yang telah saya pertanyakan. Justeru apa yang saya tanyakan akan sangat berkait erat dengan topik yang kita bahas.
Kayaknya saya lebih respek kepada saudara @tomaculum yang jujur mengakui kelemahannya. Orang jujur saya kira patut kita nobatkan sebagai pemenangnya disini.
Siapa sih manusia yang tidak punya kelemahan?
Mohon maaf, jika anda dalam mengarungi hidup ini selalu mendasari kepada ukuran “kalah-menang” bukan kepada ukuran “kejujuran mengakui kebenaran” apalagi tidak punya prinsip yang jelas, yakinlah anda akan selalu menjadi pihak yang selalu dipecundangi. Saat sekarang saja, anda bisa merasakan bahwa anda sudah dipecundangi, bukan oleh saya tetapi oleh diri anda sendiri. Saya hanya perantara.
Saya harus ngomong apalagi wahai saudaraku @Dian yang selalu suka buruk sangka?
@ Sejuki,
Bodoh..!!!
Bebal…!!!
@ All,
Kalau ada dalam diskusi ini seseorang yang mengatakan
Berarti anda saudara saya sendiri juga yang seiman
Saya hanya mengklarifikasi,
bahwa saya tidak punya Saudara yang BODOH, BEBAL..!!!
Saya tidak punya punya saudara yang bahkan ga tau apa2 soal diskusi sudah ngomongin masalah agama,..
Kalo saudara Cukurungan tidak melanjutkan forum ini,…
Sampai jumpa di lain Forum..
Dian-Lanang
“Kayaknya saya lebih respek kepada saudara @tomaculum yang jujur mengakui kelemahannya. Orang jujur saya kira patut kita nobatkan sebagai pemenangnya disini.”
He, he, he …… 🙂
Terima kasih, tetapi kehormatan sebagai seorang pemenang yang anda berikan itu tidak bisa saya terima. Tetapi saya kagum juga atas kejujuran anda mengakui saya sebagai pemenang …….. 🙂
Sampai bertemu lagi di kesempatan lain.
@Dian
He… he… he… Semakin jelas kan, siapa diri anda sebenarnya. Apa yang anda tulis, itulah lambang siapa diri anda sebenarnya. Semakin terlihat jelas betapa anda telah dipecundangi. Siapa yang mempercundangi? Ya, diri anda sendiri.
Caci-maki, umpatan, mengatakan orang lain bodoh, bebal, tidak bisa diskusi, kampungan dll umpatan yang tidak semestinya diucapkan oleh orang yang mengaku muslim.
Begitukah cara diskusi yang benar? Dan, begitukah sikap seorang muslim yang sangat mengutamakan akhlaq al kariimah? Na’uudzu billahi min dzaalik, tsumma na’uudzu billaahi min dzaalik.
Apa yang anda umpatkan dan caci-makikan sebenarnya memukul balik ke diri anda sendiri.
Ha… ha… ha… Persis seperti AKKBB saat mengumpat, mencaci-maki, menghina, bahkan memfitnah Lasykar Islam dan FPI saat berorasi di Monas dengan ucapan “LASYKAR SETAN”, “LASYKAR KAFIR”, dan umpatan-umpatan yang sangat tidak beradab lainnya bahkan dengan sombongnya diantaranya ada yang sambil meletuskan senjata api beberapa kali. Begitu dirangsek dan digebukin sama Lasykar Islam dan FPI, eh malah lari kocar-kacir terbirit-birit (mungkin saja ada yang terkencing-kencing). He… he… he… Sok jago, tapi ternyata pengecut. Itulah sebagian ciri orang-orang munafik.
Cocok dan pantas anda begitu gencar membela AKKBB, karena memang pas dengan karakter anda. Pandainya cuma mengumpat, tapi tidak pandai diskusi. Anehnya. kok malah mengatakan orang lain yang tidak pandai diskusi, kampungan, bodoh, bebal, mengaku muslim tetapi tidak mengakui muslim lainnya sebagai saudara.
Ha… ha… ha… Cocok… Pantas… Kenapa tidak anda umpat saja sekalian saudara anda yang seiman yang tidak anda akui saudara dengan teriakan “SETAN” dan atau “KAFIR” untuk melengkapi duplikasi anda mirip dan setali tiga uang dengan AKKBB?
@tomaculum
Silahkan anda tidak bersedia menerima kehormatan sebagai pemenang. Itu hak anda He… he… he…
Namun perlu anda ketahui, pernyataan saya itu jujur saya keluarkan dari dalam hati saya. Hati nurani kan tidak bisa dibohongi, meski barangkali diantara kita beda pendapat. Tapi, beda pendapat apakah harus diikuti dgn caci-maki, umpatan dan hinaan? Kan tidak. Sebelumnya juga sudah saya sampaikan kepada anda bahwa anda adalah seorang debator yang baik.
Meski kita beda keyakinan (saya tidak tahu persis tepatnya apa, namun yang saya tahu anda itu non muslim), dengan tulus saya sampaikan permintaan maaf saya jika ada kata-kata eh tulisan saya yang kurang berkenan bahkan mungkin tidak berkenan di hati anda.
Sampai ketemu juga di lain kesempatan.
Salam damai dan hangat untuk anda.
Mantap….om dian dkk…kalian memang mantap. Mantap bebal nya wakakakakakakakaka……
FPI gak sukses bubarkan AKKB saja ribut…apalagi kalau sampai bisa membubarkan ya??????? FPI baru mendemo kemaksiatan dan perjudian saja kok ribut apalagi kalao sampai menghancurkan ya??????
aya aya wae…………………..
@ sejuki
hahaha… saya geli membaca tanggapan anda. saya sudah bilang di argumen saya sebelum ini:
By the way, Mas Sejuki, saya akan membuat statement berdasarkan apa yang anda tulis. Pernyataan saya di bawah ini tidak ditujukan kepada anda (just to be in case anda marah2 lagi kepada saya).
mas sejuki saya sudah jelas2 kasih tahu di sana kalau anda tidak perlu menjawab. kok anda menjawab? bukannya berdiskusi sehat, malahan anda menjelek-jelekkan saya dengan mengatakan saya ini “kalau” tidak waras atau korslet.
saya tidak pernah menjelek2an anda, tapi kenapa anda berani2nya bilang saya tidak waras segala? bertemu saya saja tidak pernah lho. manusia seperti ini yang minta dipentung, omongannya tidak jelas tapi mau menjelekkan orang lain 🙂
mas sejuki, kata2 celaan anda seperti “tidak waras” atau “korslet” yang menunjukkan bahwa anda ini mudah diprovokasi. di thread2 sebelumnya juga anda banyak mencela orang lain. saya peringatkan anda, diskusi seperti anda ini tidak sehat.
setelah ini mari kita berdiskusi mengenai obyek bahasan, bukannya orang yang berdiskusi. oke?
@ everyone else selain sejuki
Ahmadiyah sudah ada di Indonesia dari berpuluh2 tahun yang lalu. Saya bingung kenapa Muhammadiyah ribut2 tentang masalah Ahmadiyah baru sekarang ya? Ada yang bisa menjelaskan? Maaf, saya tidak tinggal di Indonesia jadinya kurang informasi.
HAL2 BODOH DALAM DISKUSI INI
(*Sekedar menyimpulkan bersama ponakan2 saya yang juga mengikuti trhead ini)
1. Tentang sweeping Gereja,….
Ada teman yang mengatakan ;
“Lho? Ngapain lagi ke Pengadilan? Wong sudah jelas salah kok. IMB-nya tidak sesuai dengan fisik, bahkan jika tidak diberikan izin”
Ponakan yang SMP nimbrung…
“Wah bisa2 nanti FPI men-sweeping orang2 yang ga pake SIM saat ngendarai, men-sweeping perusahaan2 yang ga punya ijin, mensweeping warga asing yang ga punya visa..dll, sama kayak polisi donk om???”
Saya menyela ;
” Hus..!! jangan buruk sangka..”
2. Ada yang nanya ;
“FPI anda katakan salah? Salah menurut siapa? Salah menurut Pemerintah Indonesia atau salah menurut Allah, Tuhan Semesta Alam?”
Sekarang yang SMA yang nyela ;
“Kan udah om jelaskan, tapi kok dia diem aja ga balas?”
Saya jawab ;
” yaa orang yang diem sih pilihannya 2 Jok (*namanya Joko),dia ga tau jawabannya atau dia emang setuju…”
3. Ada yang ngomong ;
“Apakah anda lupa, bahwa manusia itu adalah wakil Allah (Khalifatullah), yaitu Allah nobatkan sebagai Khalifah di muka bumi ini? Missinya kan membela Allah, “
“Ringkasnya tentang “Membela Allah” tsb adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya”
Lha ini yang SD yang langsung protes ;
“Kan Jin dan Manusia diciptakan untuk menyembah Allah om, bukan Membela??
Kan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya itu Takwa, bukan Membela Allah”
Saya jawab ;
“Yaa.. mungkin salah ketik cil, atau kelupaan, makanya jangan suka makan brutu ayam, hehehe.. (*sambil bercanda)”
4. Banyak yang komen seperti ini ;
“Tentang penganiayaan. Lho? Kaji dulu dong, kenapa maka sampai dianiaya? Kan begitu? Mungkinkah adanya api tanpa adanya asap?”
Sambil sok kritis yang SMA berpendapat ;
“Kalo di analisa om ya, kayaknya nih mereka ngaku salah, tapi dia ga kepingin sendiri, ingin di temani AKKBB di penjara, kok bisa ya orang Islam sengaja salah?”
Saya jawab ;
“Mungkin ga sengaja Jok, kan itu di provokasi..”
Yang SMP nyela ;
” Ga sengaja kok terus..!!!”
Saya ;
“Lho???”
5. Yang SMA ;
“yang ini nih om, jarang diskusi, berpendapat tau2 langsung nyela ngomongnya ;
“Sekarang yang harus kita perjuangkan sebagai umat manusia, dari agama manapun juga, jagalah lingkungan kita dari kemaksiatan, perjudian dan aliran sesat. Semua hal tersebut kalau kita biarkan akan tumbuh subur makmur. Kalau pemerintah diam saja, ya kita sikat brooooo”
“Mantap….om dian dkk…kalian memang mantap. Mantap bebal nya wakakakakakakakaka……”
Kayaknya provokator nih.. Ngaku2 jadi ponakannya om segala…!!!”
Saya mengingatkan ;
“Ya sudah, jangan di tiru..!!”
Terakhir yang SD protes lagi,
“Tapi om kok ya marah2 disitu?? ngumpat2 Bodoh, Bebal, kampungan??”
Berkilah sekenanya ;
“Kan Om di provokasi??”
Semuanya melihat saya, buru2 ta’ revisi ;
“Iya2 om Salah, jangan di tiru ya??”
Piss…!!!
@foolosophy
Coba anda baca dulu secara seksama tanggapan saya sebelumnya. Saya lihat anda sering terburu-buru dalam menyampaikan sesuatu tanpa check and recheck terlebih dahulu, sehingga pernyataan yang anda buat itu menjadi tidak valid. Itu kan berbahaya dan bisa menyesatkan, dan bahkan bisa mengarah kepada fitnah.
Sebagai manusia yang lemah, wajar setiap orang itu terprovokasi. Tapi anda harus ingat, terprovokasi itu ada yang bersifat positif ada yang negatif.
Penggunaan kata “tidak waras” dan “korslet” yang saya gunakan itu, mestinya anda lihat dalam konteks apa dulu. Saya gunakan istilah itu untuk anda dengan menggunakan kata “kalau” artinya bukan benar-benar menuduh, hanya berandaikata itu pun saya lanjutnya dengan istilah becanda. Jika seandainya pun saya katakan otak anda itu “tidak waras” dan “korslet” dalam konteks “ketidak setujuan anda AKKBB membela aliran sesat” itu pun juga pantas untuk anda, tapi saya kan tidak se ekstrem itu. Baca dulu Mas bener-bener baru ditanggapi juga dengan bener. Ahamadiyah itu Sesat dalam pandangan Islam dan label Sesat tsb sudah difatwakan oleh MUI. Kemudian Ahmadiyah dibela oleh AKKBB, maka dengan sendirinya AKKBB tentu saja membela Aliran Sesat. Kemudia anda mengatakan AKKBB tidak membela Aliran Sesat. Semua orang tahu bahwa Islam telah mencap Ahmadiyah itu Sesat. Wajar kan dalam konteks tsb otak anda atau cara berfikir anda bisa dikatakan “tidak waras” atau “korslet”? Namun saya tidak langsung menuding seperti itu, tetapi menggunakan kata “kalau”. Silahkan anda baca lagi secara seksama tanggapan saya tsb.
Saya sarankan untuk anda, hati-hati jika membuat statement. Cek dulu bener-bener kalimat yang akan anda kirim, lengkapi datanya supaya valid apalagi jika itu bersifat menuding seseorang bahkan menyangkut tentang agama. Karena jika itu tidak anda lakukan, maka postingan anda bisa-bisa akan menohok ke jidat anda sendiri (Senjata Makan Tuan). Bahkan bisa menimbulkan fitnah.
Satu hal lagi kekeliruan anda. Anda dengan begitu pedenya membatasi orang lain atau orang tertentu katakanlah saya untuk “tidak boleh” atau “boleh” menanggapi postingan anda. Mestinya anda mikir dulu sebelum membuat statement seperti itu. Anda atau siapapun disini memang punya hak untuk membatasi tujuan posting anda. Tetapi anda tidak punya hak sama sekali membatasi orang lain siapapun orangnya apalagi mengaturnya termasuk saya untuk menanggapi atau tidak menanggapi postingan anda tsb. Apa wewenang anda melarang orang lain disini untuk memberi komentar atau tidak memberi komentar? Bagaimana kalau komentar anda yang tidak boleh dikomentari oleh orang tertentu tsb malah justeru membahayakan bahkan berupa fitnah?
Fahamkah anda apa yang saya maksud? Jangan-jangan tidak faham lagi, terus kemudian komen lagi, luput lagi, tidak valid lagi, malu-maluin lagi dll.
Terakhir, anda komen kepada semua kecuali Sejuki. Komen anda tsb berisi kebingungan anda sbb : “Kenapa Muhammadiyah ribut-ribut tentang Ahmadiyah baru sekarang saja? Ada yang bisa menjelaskan?”
Pertanyaan anda itupun tidak valid. Dimana letak tidak validnya? Coba perhatikan benar-benar. Ribut-ribut tentang Ahmadiyah tsb bukan dari Muhammadiyah saja, tapi dari seluruh ummat Islam di Indonesia bahkan di dunia. Pertanyaan yang anda buat saja sudah luput bahkan cenderung ke fitnah, seolah hanya Muhammadiyah saja yang ribut-ribut yang lain tidak. Bagaimana itu?
Meski posting anda tsb tidak ditujukan kepada saya, saya berhak untuk mengomentarinya karena pernyataannya tidak valid bahkan mengecilkan makna reaksi seluruh ummat Islam sendiri, seolah-olah Muhammdiyah saja yang ribut-ribut tentang Ahmadiyah.
Pada komen saya beberapa waktu yang lalu, saya sudah jelaskan bahwa dalam Islam itu dikenal konsep perjuangan memberantas kemungkaran dengan tiga cara, yaitu secara tegas melalui fisik di lapangan, kemudian secara lisan, dan terakhir secara do’a (hanya dalam hati saja). Ketiga cara berjuang ini sebenarnya saling bersinergis satu dengan lainnya. Yang dalam hati saja, itu selemah-lemahnya iman. Yang dengan lisan atau lidah, itu yang imannya tengah-tengah. Dan yang secara fisik, itu yang imannya paling kuat.
Konsep dasarnya dalam perjuangan memberantas kemungkaran tsb ada dua yaitu “Amar ma’ruf” dan “Nahyi Mungkar”. Yang berpegang kepada amar ma’ruf itu adalah golongan yang berjuang dengan hati dan lisan saja, dan yang berpegang dengan nahyi munkar itulah golongan yang berjuang dengan fisik seperti yang ditunjukkan/dilakukan oleh FPI.
Dalam Islam berlaku kaidah kepada setiap muslim untuk menyampaikan da’wah meski hanya satu ayat, diminta atau tidak diminta. Dan itu hukumnya wajib dalam Islam tanpa kecuali kepada setiap muslim sebatas kemampuan masing-masing. Nah, anda minta penjelasan meski itu tidak anda kehendaki dari saya, saya berkewajiban memberikan penjelasan jika saya mengetahui jawabannya. Jika anda tetap keras kepala bahwa saya M. Sejuki tidak boleh mengomentari, yaaa… tidak usah dibaca komen saya berikut atau bisa dengan cara tutup mata saja. Begitu tulisan saya kelewat, dibuka lagi matanya. Terus begitu ada lagi tulisan saya, anda tutup lagi mata anda dst. Mudah kan? Emangnya gue fikirin, hehehe. Aya-aya wae…
@Untuk Semua
Silahkan teman-teman bayangkan bagaimana @foolosophy memperlakukan tulisan saya dengan cara buka-tutup mata. Kira-kira lucu gak ya? Hehehe….. Saya ketawa karena lucu membayangkan bagaimana ya akting dia?
Menanggapi komen @foolosophy di atas, sebenarnya tidak sulit jika kita benar-benar memahami ayat-ayat Allah dan Sunnah Rasul-Nya yang berkaitan.
Sesuai dengan penjelasaan saya di atas, kelompok yang menegakkan konsep “Amar Ma’ruf” itu adalah kelompok yang berjuang memberantas kemungkaran dengan cara menggunakan kekuatan do’a dan upaya lisan semata sementara “Nahyi Munkar” tidak benar-benar ditegakkan. Itulah yang terjadi selama ini, kenapa sebelum-sebelumnya tidak ribut-ribut sebagaimana saat ini. Nah, kelanjutan uraiannya kan mudah saja. Baru adanya ribut-ribut setelah konsep “Nahyi Munkar” (berjuang secara fisik) benar-benar dijalankan dan ditegakkan oleh segolongan kaum muslimin seperti FPI dan Lasykar Pembela Islam.
Kita bisa lihat pada era sebelum Nahyi Munkar ditegakkan, dan hanya mengandalkan Amar Ma’rufnya saja, apa yang terjadi? Kemungkaran semakin meraja-lela seperti kemaksiatan, perjudian, prostitusi, miras, obat-obat terlarang, pornografi, korupsi dll bahkan sampai kepada aliran sesat seperti Ahmadiyah, Nabi Palsu Ahmad Mushoddeq (meski beliau sudah tobat), Yusman Roy dengan Shalat dua bahasanya, Lia Eden yang mengaku Malaikat Jibril dll.
Jadi, anda antara berjuang dengan hati dan lidah (Amar Ma’ruf) dan yang dengan tangan/fisik (Nahyi Munkar) mestinya saling bantu membantu dalam satu kesatuan yang utuh, tidak bisa hanya dengan mengandalkan yang satu tanpa menyertakan yang lain.
Bisa kita bayangkan bagaimana jika ‘Amar Ma’ruf” saja yang diandalkan, sementara “Nahyi Munkar” nya tidak, bahkan diabaikan?
Itukah yang kita inginkan, wahai @Dian, @tomaculum, @foolosophy, dan kawan-kawan lainnya yang kontra dengan FPI? Jika itu yang kalian inginkan, masih ada hati nuranikah kalian membiarkan bangsa ini pelan tapi pasti semakin hancur berkeping-keping sebagai akibat semakin meraja-lelanya kemungkaran dimana-mana gara-gara hanya mengandalkan upaya seruan semata (Amar Ma’ruf saja tanpa Nahyi Munkar)?
Begitukah?
Terima kasih Mas Sejuki untuk saran perbaikan pertanyaan saya. (Kalo tidak berterima kasih nanti kurang afdol, nanti saya dituding2 dengan hal2 yang tidak jelas lagi :)) Saya rephrase pertanyaan saya ya. Untuk kawan2 di thread ini, saya mau minta tolong penjelasan.
Ahmadiyah sudah ada di Indonesia dari berpuluh2 tahun yang lalu. Saya bingung kenapa orang ribut2 tentang masalah Ahmadiyah baru sekarang ya? Ada yang bisa menjelaskan? Maaf, saya tidak tinggal di Indonesia jadinya kurang informasi.
Satu lagi keteledoran anda saudara @foolosophy.
Tuh sudah dijawab pada postingan saya terakhir. Kenapa dulunya tidak ribut? Karena kemungkaran hanya dilawan dengan seruan berupa doa dan upaya lisan saja (Amar Ma’ruf) tanpa diiringi/dibersamakan dengan kekuatan fisik (Nahyi Munkar). Ributnya timbul setelah ditegakkannya Nahyi Munkar.
Kedua upaya, baik secara do’a dan lisan (Amar Ma’ruf) maupun secara fisik (Nahyi Munkar), benar di sisi Allah karena perintah hukumnya adalah wajib.
Alasan apa yang berjuang dengan do’a dan lisan (Amar Ma’ruf) kok malah menentang kelompok yang berupaya dengan secara fisik langsung (Nahyi Munkar)? Padahal keduanya benar dan diperintahkan oleh Allah? Dan, padahal yang berjuang secara fisik itulah yang menurut Rasulullah sebagai Kelompok Iman Yang Kuat?
Semoga bisa difahami.
(Bagi teman yang muslim terutama yang pro FPI, mohon dikoreksi jika ada yang perlu dikoreksi atau disempurnakan atas penjelasan saya tsb. Trims).
Waduh susah ya memuaskan anda, sejuki 🙂 Apakah pertanyaan2 sopan saya membuat anda senewen dengan saya? Sebelum2nya saya mengkritik fpi sedikiit saja lho, bukan mengkritik sejuki. Dijawab oleh sejuki sampai berbusa2. Hahaha. Saya menolak untuk mencela balik dan mengarahkan pertanyaan saya pada orang lain, tetap sejuki ikut menjawab plus mengoreksi semua perkataan saya. dengan berbusa2 juga. hahaha.. You’re a joke, pak sejuki. Mudah2an anda bukan pendakwah. Pendakwah seharusnya berkata2 tentang spiritualisme yang membangun. Jawaban2 penuh istilah Muslim yang anda lontarkan satupun tidak ada yang membangun karakter orang lain, malah mencela orang lain (Itu pun kalau anda mengerti arti “membangun”.)
Jika saya adalah seorang atheis, saya tidak yakin saya ingin mengenal Allah anda dengan lebih jauh. Kalau bisa saya menjauhi. Takut digebuk. Saya lebih baik hidup damai dalam keatheisan saya daripada berkumpul dengan orang2 garang yang mulutnya mencela orang lain.
Wassalam.
Sedikit menambahi kesimpulan @Dian diatas yang saya lihat masih ada yang terlewat (atau sengaja disembunyikan?)
Anak SD melanjutkan bertanya :
“Om, bukankah orang tsb hanya minta satu syarat saja dan akan menjawab semua pertanyaan Om secara tuntas, asalkan Om mau menyampaikan prinsip tentang pandangan Om sebagai seorang Muslim terhadap Hukum yang berlaku jika seandainya ada suatu produk hukum yang ternyata tidak sesuai bahkan bertentangan dengan Hukum Tuhan, tapi kenapa Om tidak mau berterus terang tentang pandangan Om terhadap yang dipertanyakan orang tsb bahkan Om malah dibilang sepertinya takut untuk mengemukakannya? Saya lihat Om itu pemberani. Kenapa sih Om bisa seperti itu?”
Aku (Dian) menjawab :
“Ini Bukan soal, takut atau berani, Jujur atau bohong, PEMBENARAN ATAU KEBENARAN, Kalah atau Menang, Dipojokkan atau memojokan, Mudah atau sulit…
SEKALI LAGI ini tentang DISKUSI YANG BAIK”.
Anak SMP ikut menimpali :
“Orang tsb sepertinya serius mau diskusi, dan sudah berjanji akan diskusi sesuai dengan apapun yang Om kehendaki. Asalkan Om menjawab dulu tentang prinsip pandangan Om tentang suatu produk Hukum seperti yang dia tanyakan. Saya sering tanya ke Guru di sekolah apa itu diskusi yang baik. Kata guru diskusi yang baik itu adalah ada yang bertanya dan ada yang menjawab sesuai dengan topik yang dibahas dan setiap penyampaian pendapat dilakukan dengan kata-kata yang sopan, tajam tapi argumentatif. Saya lihat (Maaf OM ya, ini pendapat saya) pada orang tsb masih memenuhi syarat, karena dia kritis dan pendapatnya selalu enak dicerna serta terarah, dan juga ada banyolannya. Saya lihat juga dia seorang pendiskusi yang cukup baik. Dia hanya minta ketegasan sikap Om saja. Kenapa Om tidak menjawab saja secara tegas tentang sikap Om terhadap yang dia pertanyakan? Yang namanya pertanyaan (apalagi mudah, hanya tinggal memilih salah satu opsi) kan harus dijawab dan merupakan unsur yang paling utama dalam jalannya suatu diskusi yang baik. Saya juga tidak melihat bahwa dia “bukan pendiskusi yang baik” sebagaimana yang Om sampaikan. Gimana ini Om, saya jadi bingung?
Anak SMA ikut nimbrung :
“Iya Om. Saya juga berpendapat. Orang tsb serius ingin tahu apa sikap Om jika ada suatu produk hukum yang ternyata tidak sesuai bahkan bertentangan dengan hukum Tuhan. Saya menyarankan Om menjawab saja apa adanya, supaya diskusi tetap berlanjut.
Aku (Dia) menjawab :
“Bawel, kamu bertiga itu masih bau kencur. Belum banyak makan asam garam. Om sudah banyak pengalaman di lapangan. Tau apa sih kalian tentang Diskusi yang baik?”
“Dia itu Bodoh..!!! Bebal…!!!”
Anak SD dan Anak SMP, serta anak SMA langsung menimpali secara berbarengan :
“Lho? Kok bisa begitu Om?” (Ketiganya semakin bingung…)
Aku (Dian) :
(Tidak menjawab lagi. Namun matanya semakin melotot yang ditujukan kepada ketiga keponakannya).
M. Sejuki bergumam sendiri :
(Tidak jelas apa yang digumamkan, namun tampak dari mulutnya tersungging senyuman dan mesem-mesem sendiri sambil manggut-manggut. Dan sesekali geleng-geleng kepala).
He… he… he… Itulah kira-kira kelengkapan atau tambahan dari kesimpulan yang dibuat @Dian tersebut di atas.
Ahmadiyah sudah ada di Indonesia dari berpuluh2 tahun yang lalu. Saya bingung kenapa orang ribut2 tentang masalah Ahmadiyah baru sekarang ya? Ada yang bisa menjelaskan? Maaf, saya tidak tinggal di Indonesia jadinya kurang informasi.
…..kalau ahmadiyah sudah sekitar 20 tahun ada…….mungkin saat itu mereka belum berani terang-terangan, seperti biasa sebuah hal yang baru, mereka pasti bergerilya mencari simpatisan buat menjadi umatnya. tentu ini akan memakan waktu yang lama.…Setelah itu baru mereka sedikit demi sedikit memberanikan diri unjuk gigi.
Nah…setelah mereka tampil dikhlayak umum, belum tentu kan mereka teridentifikasi sesatnya…nah setelah lama-kelamaan baru dong ada laporan, isu, dll bahwa didalam ajaran ahmadiyah ada hal yang menyimpang.
Lalu beberapa pemuka agama mulai melihat, survei, mengumpulkan bukti, tentang kesesatan ahmadiyah (ini juga memakan waktu yang lama). Kemudian hasil atau informasi dan data yang didapatkan akan di musyawarahkan, dan ada keputusan sesat dan tidaknya ahmadiyah.
Karena kita harus hati-hati membuat kesimpulan atau keputusan. tidak boleh gegabah, nah mungkin juga baru beberapa tahun kemarin lah kemudian ada publikasi bahwa ahmadiyah adalah aliran sesat. Semua butuh proses dan waktu yang sangat panjang . Semoga memahami penjelasan saya.
Buat Dian (gak pake om ah…ntar salah paham lagi (saya juga akan membiasakan diri panggil nama bos atau orang yang lebih tua pake namanya saja langsung, nggak pake awalan Pak, ntar dibilang “emang bapak mu” atau jangan pake bu “emang ibumu” mas “emang masmu” hahahahahahahahahaha :
Ponakan yang SMP nimbrung…
“Wah bisa2 nanti FPI men-sweeping orang2 yang ga pake SIM saat ngendarai, men-sweeping perusahaan2 yang ga punya ijin, mensweeping warga asing yang ga punya visa..dll, sama kayak polisi donk om???”
hahahahahahhaha…bilang saja untuk yang ke sejuta kalinya om….Jangan takut sama FPI, FPI cuma berbuat kekersan hanya pada orang yang bodoh dan bebal, yang sudah dikasih peringatan tapi bebal. Hanya pada perjudian, pelacuran, aliran sesat, minuman keras, dll. Belum dan gak akan pernah FPI terjun ke dunia politik langsung, apalagi merazia sim segala…hahahahahahaha aya-aya wae
pantas nggak nyambung lha wong kesehariannya diskusi ama anak anak…jadi ya pikirannya kekanak-kanakan…..cape deh
Dian, saya cuma iseng aja ya..
Kalo saudara Cukurungan tidak melanjutkan forum ini,…
Sampai jumpa di lain Forum..
Dia ma orang yang mengaku sendiri sebagai tukang bor, katanya bor minyak. Maka dia selalu, dimana aja, cucuk sini cucuk situ akhirnya hasilnya hanya seperti Porong..muntah mana mana aja.. Kalau memperhatikan dari dekat susuai dengan namanya. Cucuk dikurungannya… Anda kalau membayangka dalam kurungan 4 x 4 dibisa buat apa sih….nah
Soal agama seperti Ahmadiyah..apakah benar orang orang dari aliran lain itu membenci atau sekedar politik.
Saya merasa banyak hanya ikut ikutan dan nyasar. Apakah aliran Ahmadiyah bukan bedasarkan dari Al Quran, apakah bedasarkan Al Kitab mungkin sehingga beliau mengejara mereka seperti anjing.. diganyang kemana mana.
Pertanyaan saya adalah apakah negara Indonesia ini negara demokrasi ngak? Kebebasan ada ngak? Apakah pemerintah hanya menunduk kepada agama atau ada prinsip sendiri? Jadi hukumnya dimana?
Aduh…
Indonesia itu tuh.. Banyak extremists kayak gitu..
Udah deh, Islam kan juga nggak pernah nyuruh ngabisin orang lain yang non-Islam…
Pada nggak nyadar apa kita diomongin diluar sini?
Gue kemaren di kelas, pada ngomongin gini:
“The last terrorism act in the Netherlands was in the 1970s, and there was a train hijacked by terrorists coming from the Mollucan Islands in Indonesia,”
Gue TEREAK dalem hati! Langsung orang pada ngeliat gw, guw langsung lemes – keringet dingin..
Bener2, kalo mau ngerjain sesuatu, yang bagus2… Jangan yg aneh2…..
Duhduh, dasar Indonesia malu2in….
Entah sampai kapan hal-hal seperti terus terjadi. Saya kenal anak-anak JIL, juga kenal Munarman, dan gak membayangkan mereka terlibat pertikaian ‘berdarah’ spt sekarang ini. Naudzi billah min dzalik…
Anda bukan yang pertama yang merasa malu, Haddie. Orang2 mancanegara sudah mentertawakan kebodohan orang Indonesia dari zaman “kapan tau”. Although, bilyuner Asia banyak berasal dari Indonesia (artinya orang Indonesia itu pintar2 kalau mau putar otak!); tapi yang bodoh tetap saja bodoh karena tidak mau belajar, bukan karena tidak bisa belajar.
Email ini baru saja saya terima dari seorang pekerja sosial. Saya bukannya mendukung sekolah STT, tapi inilah contoh korban “jihad2an”. Pelakunya orang Indonesia, korbannya orang Indonesia juga. Bagaimana menurut anda?
Kasihan Mahasiswa SETIA..
Berbahagialah Anda jika pada malam hari Anda masih bisa tidur nyenyak tanpa gangguan basah karena hujan atau sengatan nyamuk hutan yang ganas. Berbahagialah Anda jika masih bisa menjalankan ibadah pada siang hari. Berbahagialah Anda jika masih bisa buang air besar ataupun kecil dengan tidak antri bak ular Karena semua ini sedang di alami oleh 500 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi di pengungsian mereka di Bumi Perkemahan Cibubur, 400 orang di Wisma Transito Jakarta TImur dan kurang lebih 450 orang di Bekas Kantor Walikota Jakarta Barat. Parahnya penderitaan ini sudah mereka alami selama 2,5 bulan lamanya.
…….
http://danielroom.blogspot.com/2008/10/kasihan-mahasiswa-setia.html
I think the character Rizieg needs to be sent to Russia or Chernobyl and face radiation. my..my………..
Saya jadi ingin ikut nimbrung lagi,
Karena ada Dragonwall, Haddie, n Foolosophy yang niyinggung2 soal kebodohan,…
Saya hanya ingin mengatakan Bahwa hal itulah yang digunakan pihak2 yang memperebutkan kekuasaan, Amerika atau partai2 di Indonesia dll.
Bahwa Kebodohan, orang2 yang malas berpikir, di tambah lagi doktrin agama yang kuat (meskipun hanya didukung 1 atau 2 ayat). Itu merupakan modal yang cukup unttuk mengacak2 sebuah negara. Ketika muncul (atau di munculkan) ahmadiyah, merupakan momen yang pas untuk mengacak2 negeri ini. dikorek sedikit api langsung menyala.
Dan kalo kita lihat negara2 yang keadaan negerinya selalu goyang karena isu perpecahan dan perang saudara adalah negara2 yang terbelakang seperti Somalia, negara yang penduduknya belum maju.
saya yakin orang2 FPI adalah orang yang malas berpikir, orang kolot, dan di thread yang lain ada yang ngomong bahwa
“FPI adalah preman2 yang berhasil di ajak ngaji”
Saya lebih suka ke AKKBB dalam hal ini, disana ada ada Kontras, ada organisasi2 yang kritis dan selalu mengkaji dan mendalami makna sebuah kebenaran, atau saya juga suka dengan mas Tomaculum yang mempunyai paham Agnostik-theism (*pasti masih ada yang bertanya2 apa sih artinya, hehehe)…
Dan saya juga setuju dengan kekhawatiran Dragonwall..
“Soal agama seperti Ahmadiyah..apakah benar orang orang dari aliran lain itu membenci atau sekedar politik.”
Mengingatkan saya pada orasi almarhum Munir..
“Tidak ada perpecahan agama, tidak ada kerusuhan karena SARA, yang ada hanyalah PEREBUTAN KEKUASAAN“
Thats all.. ada lagi??
BTW ada yang ngomong :
“Saya lihat (Maaf OM ya, ini pendapat saya) pada orang tsb masih memenuhi syarat, karena dia kritis dan pendapatnya selalu enak dicerna serta terarah, dan juga ada banyolannya. Saya lihat juga dia seorang pendiskusi yang cukup baik”
Hahaha… Masih taukah arti kata NARSISME..
Atau perkataan Plato :
“Orang yang besar tidak membesarkan diri sendiri”
Satu lagi ada yang bilang :
“hahahahahahhaha…bilang saja untuk yang ke sejuta kalinya om….Jangan takut sama FPI, FPI cuma berbuat kekersan hanya pada orang yang bodoh dan bebal, yang sudah dikasih peringatan tapi bebal”
Kalo bersandar pada argumen ini …
Kita tau bahwa banyak ormas2 Islam maupun nonIslam sudah banyak yang mengecam, memperingati dan bahkan menyurati FPI agar tidak bertindak dengan kekerasan lagi..
Dan sekali lagi Kalo bersandar pada argumen di atas …
Orang FPI pantas pantas dihajar, orang FPI pantas di aniaya, Bahkan orang FPI halal darahnya untuk di kucurkan, karena sudah (*sering) di peringatkan…
Tapi saya yakin, orang2 diluar FPI tidak menganut paham itu… tenang saja….
Kronologi Peristiwa Penyerangan terhadap Mahasiswa dan Kampus Sekolah Tinggi Theologi Injili Arastamar (SETIA) di Jakarta 25-27 Juli 2008
Mesjid Dijadikan Arena Provokasi
Waktu dan tanggal kejadian : JUMAT 25 Juli 2008
Pada hari Jumat 25 Juli 2208 jam 21.00 seorang mahasiswa Setia, Junius Koly berasal dari Alor NTT keluar dari Kampus Setia menuju ke Asrama Putra yang terletak di RT 04/RW 04 Kampung Pulo Pinang Ranti Makasar Jaktim. Ia berjalan kaki melintasi Gang Melinjo yang memisahkan Kampus Setia dan Asrama Putra. DI tengah jalan ia melihat seekor tikus melintas secara spontan ia mengambil sandal yang dipakainya dan melempar tikus itu. Sandal itu masuk secara tidak sengaja ke halaman rumah seorang warga yang ada di gang itu. Saat Junius akan mengambilnya tiba-tiba ia diteriaki maling. Sehingga dalam waktu singkat warga berkumpul dan menganiaya Junius. Akhirnya Junius diserahkan ke pihak kepolisian.Pada hari Sabtu 26 Juli 2008 setelah diperiksa Junius tidak terbukti bersalah sehingga dikembalikan ke pihak STT SETIA. Jam 10 malam massa melempari asrama putra STT Setia lalu dari mesjid terdengar ajakan berjihad melawan Setia.
Seolah-olah kaum Nasrani di Indonesia sedemikian tertindas dan melarat, sehingga mahasiswa Setia harus makan dan mencari tikus perumahan warga yg mengakibatkan warga curiga mereka mencuri pompa air….tetapi saya yakin mahasiswa sebuah perguruan tinggi agama tidak akan sebodoh itu, mereka sekedar lapar dan mencari makan dengan berburu tikus diselokan perumahan warga …oh kasihan deh.
Padahal, di saat yang sama, saudara mereka kaum berjuis kristen sedang membangun Menara Doa Jakarta di kawasan Kemayoran dengan anggaran Rp 2,7 trilyun. Duit semua itu, bukan daun.
Ada sambungannya lagi tuh.
Si Keponakan tanya lagi (kali ini yang SMA, mungkin semakin penasaran atas sikap Omnya) :
“Tapi Om, bukankah orang tsb bertanya secara baik-baik dan pertanyaannya justeru menyangkut hal yang prinsip. Bukankah hal-hal yang prinsip dari lawan diskusi harus diketahui dulu agar diskusi bisa berjalan secara baik, benar dan terarah. Sepanjang yang saya pelajari di bangku sekolah, diskusi yang baik itu haruslah mengetahui dulu hal-hal yang prinsip dari lawan diskusinya, sebelum diskusi dilanjutkan. Apalagi dia sudah berjanji akan melanjutkan diskusi ini sesuai dengan yang Om kehendaki, asalkan Om mau berterus terang menjawab secara jujur hal prinsip yang dipertanyakan orang tsb. Saya fikir wajar kalau keponakan Om yang SMP itu menilai bahwa orang itu sudah melakukan diskusi ke arah yang benar. Kenapa tidak Om jawab saja apa yang dipertanyakan orang tsb? Salahkah pertanyaan tsb? Om kan seorang Muslim, tentu punya prinsip dengan kemuslimannya. Kenapa Om begitu keras kepala, malah menuding orang tsb sebagai “BODOH” dan “BEBAL”, dan juga menuding kepada orang tsb “TIDAK MELAKUKAN DISKUSI DENGAN BAIK”. Maaf Om, kayaknya tudingan-tudingan Om tsb malah memukul balik ke diri Om sendiri. Saya sebagai keponakan jadi merasa serba salah. Gimana ini? Maaf, sekali lagi maaf Om ya. Saya berusaha untuk jujur dalam menilai sesuatu. Bukankah tentang kejujuran tsb selalu Om ajarkan kepada saya?”
Yang berperan sebagai “AKU” menjawab :
“Dasar Bawel!!! Kenapa sih mulut kamu itu suka sekali usil? Om kan sudah bilang. Tau apa sih kamu tentang “Diskusi Yang Baik”? Yang kamu sampaikan itu kan teori. Kenyataan lapangan terkadang memerlukan penyesuaian-penyesuaian, tidak mesti harus sesuai pas dengan apa yang diteorikan. Masalah lapangan (mungkin yang dimaksud itu adalah pengalaman), kamu itu tau apa? Om ini sudah banyak makan asam garam. Dasar anak-anak sekarang, sok ngajarin sama orang tua. Nih, ambil uang ini, tuh temanmu sudah nunggu (rupanya ponakan yang SMA sudah janji akan traktir temannya makan). Ajak dia makan-makan. Kamu kan ditraktir kemarin, sekarang trakdir dia. Orang yang baik adalah orang yang selalu ingat untuk membalas jasa orang lain”. (Si Om menyodorkan uang lembaran Ratusan Ribu 2 lembar)
Keponakan yang SMA terus ngeluyur pergi sambil ngedumel dalam hati :
“Om…… Om…… Ada-ada saja Om ini. Selaluuuuuu….. ada saja jawabannya. Tapi lumayan juga sih, gue dapet uang 200 ribu. Dari sisi ini gue salut ama si Om, dia baik banget. Sering ngasih gue duit, apalagi kalo lagi debat ama gue dan kebetulan gue berada di atas angin, maka keluarlah duitnya. Horeeeeee…. asyiiikkk”
M. Sejuki yang kebetulan ngintip dialog itu, yang sebelumnya cuma mesem-mesem sambil tersenyum dan sesekali geleng-geleng kepala, kali ini tidak dapat lagi menahan ketawanya lepas ngakak :
“Hua….. ha… ha… ha… ha… ha…” (Sampai matanya berair-air).
Copyright Indonesia Matters 2006-2025
Privacy Policy | Terms of Use | Contact
@tomaculum
Anda komen :
Sesuatu itu mudah kalau dianggap mudah, tetapi tidak ada sesuatu yang mudah. Tidak ada yang hanya hitam-putih, baik-buruk, betul-salah dst, dst.
Tanggapan saya :
Anda bilang tidak ada sesuatu yang mudah? Lho? Kalau tidak ada yang mudah tentu tidak ada yang sulit, karena sesuatu yang sulit itu tidak akan mungkin ada tanpa adanya yang mudah, kan begitu? Terus-terang saja, sampai detik ini, saya baru menemukan orang yang cara berfikirnya terbalik-balik dan brantakan seperti anda.
Anda saya mohon hanya menyebut apa keyakinan keber-agama-an anda, karena itu akan memudahkan diskusi saya dengan anda sebagaimana yang saya mohon kepada @Dian apa prinsip dia tentang jika ada suatu produk hukum bertentangan dengan Hukum Allah. Anda hanya menyebut apa agama anda dan @Dian hanya memilih salah satu pilihan, itu anda katakan sulit? Lho? Aya-aya wae…….
Setiap orang yang masih normal (maaf sebelumnya) bahkan anak kecil sekalipun akan mengatakan dengan tegas dan tangkas bahwa apa yang saya mohonkan itu jawabannya adalah MUDAH… MUDAH… MUDAH… Namun anda katakan itu adalah sulit? Ha… ha… ha… Lucu tapi aneh bahkan brantakan. Anak kecil saja bisa menjawab apa agamanya, begitu pula memilih diantara dua pilihan, apa sulitnya?
Anda tidak mau kan saya katakan lebih “KECIL” dari anak kecil?
Aneh… Benar-benar aneh.