Video tindak kekerasan Front Pembela Islam saat parade kebebasan beragama di Jakarta, dan tanggapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Video pemberitaan serangan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang berkumpul di Silang Monas, Jakarta menandai peringatan hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Juni. Sekitar 200 orang anggota FPI memukuli ratusan pendukung AKKBB, menuduh bahwa AKKBB melindungi Jemaat Achmadiyah.
Dari banyak reaksi atas tindak kekerasan FPI, berikut adalah reaksi dari President Susilo Bambang Yudhoyono:
Saya sangat prihatin dengan apa yang terjadi kemarin, terhadap penyerangan yang dilakukan oleh organisasi tertentu dan orang-orang tertentu, hukum harus ditegakkan.
Artikel ini diterjemahkan oleh Lyn dan Anna dari versi bahasa Inggris – FPI & Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama.
@foolosophy
FPI adalah Teroris Idealis? Maksudnya apa Mas? Bisakah anda perjelas lagi, apa yang anda maksud Teroris Idealis tsb?
Sekelompok orang yang bernama FPI memberantas kemungkaran, kemaksiatan, dan aliran sesat anda bilang Teroris? Kalau yang seperti itu anda bilang Teroris, lalu yang bukan Teroris itu yang seperti apa?
Harap anda ketahui, Islam itu memang harus jadi “TERORIS”, yaitu Teroris bagi kemaksiatan, kemungkaran, aliran sesat, dan teroris bagi yang anti sosial lainnya. Islam itu juga “TERORIS” bagi “TERORIS YANG SEBENARNYA” yaitu Amerika Serikat dan Begundal-begundalnya.
Yesssssss……. saya mengakui sejuta persen, bahwa Islam itu harus jadi Teroris dalam konteks seperti yang telah saya uraikan.
@All Muslim
Jangan pernah takut dan gentar. Kenapa harus takut dan gentar mengakui bahwa kita itu memang “TERORIS” sesuai dengan konteks yang telah saya uraikan di atas? Hanya Allah lah yang kita takuti dan gentari, tidak kepada yang lain selain Allah.
Kan begitu? Tul gak? Hehehe…… Kita santai saja. Biarkan saja mereka teriak-teriak TERORIS. Pokoknya kemaksiatan, kemungkaran, aliran sesat, dan elemen-elemen anti sosial lainnya yang tidak mereka tuding sebagai TERORIS. Sikaaaaaaaaattttttt!!!!!!!! Jangan kita biarkan peluang “YANG BUKAN TERORIS” tsb untuk mereka berkembang di bumi Indonesia yang sama-sama kita cintai ini.
Hidup yang dituding “TERORIS”!!! Hidup FPI. Teruslah berjuang, kami dan juga Insya Allah, Allah juga bersama anda.
Amin…………..
Menjadi teroris karena merasa diri yang paling ideal, pak. Jika kurang jelas, silakan lihat kamus tentang deskripsi “teroris”, dan deskripsi “idealis”.
Jika anda bangga menjadi teroris, silakan-silakan saja.
@foolosophy
Yaaaa………. jelas bangga dong jadi “TERORIS” seperti yang saya gambarkan.
Kenapa harus malu? Hehehe……..
Jangan asal bicara.
Letak asal bicaranya di mana?
Semua yang dikeluarkan pikiran dan mulut, juga apa yang diperbuat anggota tubuhmu harus dipertanggung jawabkan di depan Allah nantinya, lho pak.
Mengecam preman2 FPI juga mungkin tidak akan berarti banyak di sini, sebab rasanya mereka lebih memilih gebuk2 orang daripada membaca thread ini. 🙂
Kalaupun semua manusia di bumi ini ikut ahmadiyah,
Kalaupun semua manusia di bumi ini bejat, rusak, maksiat,
Kalaupun semua manusia di bumi ini preman (*kayak FPI)
tidak akan sedikitpun mengurangi kebesaran-Nya, Allah tetep Allah , mahluk tetep mahluk…
Kalaupun Allah mau semuanya sholat, semuanya tunduk, semuanya beribadah, apa yang sulit bagiNya..
Apakah pantas manusia2 kerdil seperti kalian membela yang maha besar, maha Agung, maha segala-galanya,..
Sadar Saudaraku,….!!!
wah2, bentar2, katanya kasih tapi pukul2an..
katanya kasih tapi mendoakan cepat mati..
niat bela agama atau bela Tuhan?
kalau membela Tuhan, tuhan macam apa yang anda bela?
God Bless
@foolosophy
Gebuk-gebuk orang itu kan tentu ada sebabnya. Kenapa sebabnya tsb tidak anda ulas? Ingat saudaraku, lidah itu terkadang lebih tajam dari pedang. Fitnah itu kan datangnya dari lidah, sementara fitnah itu digambarkan dalam Al Qur’an lebih kejam dari membunuh.
AKKBB telah melakukan fitnah yang keji saat berorasi di Monas (padahal izinnya hanya di Bundaran HI oleh kepolisian) dengan mencaci-maki Lasykar Islam dan FPI sebagai Lasykar Kafir dan Lasykar Setan. Siapa yang tidak marah? Wajar dong Lasykar Islam dan FPI marah dan melakukan gebuk-gebukan. Apalagi pada saat itu dari AKKBB ada yang membawa senjata api dan sempat meletuskannya beberapa kali.
Oke, ormas Islam tsb diadili, tapi kenapa AKKB yang melakukan provokasi dan tidak punya izin demo do Monas juga tidak diadili padahal sumber keributan berasal dari AKKBB.
Adilkah pengadilan seperti itu?
@Dian
Anda komen :
Apakah pantas manusia2 kerdil seperti kalian membela yang maha besar, maha Agung, maha segala-galanya,..
Sadar Saudaraku,….!!!
Tanggapan saya :
Kenapa hal tsb tidak pantas? Justeru membela Allah Yang Maha Benar dan Maha Segalanya itu adalah pantas bahkan sangat pantas karena wajib hukumnya. Bukankah manusia ini diciptakan oleh Allah adalah untuk menyembah kepada-Nya dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya?
Apakah anda lupa, bahwa manusia itu adalah wakil Allah (Khalifatullah), yaitu Allah nobatkan sebagai Khalifah di muka bumi ini? Missinya kan membela Allah, yaitu membela kebenaran dan keadilan, lengkapnya ‘amar ma’ruf nahyi munkar (menyeru kepada kebajikan dan mencegah berbuat yang mungkar)
Aya-aya wae komen anda tsb. Hehehe…
Mas Sejuki
Sekarang saya tanya, adakah hal2 kekerasan yang dilakukan ormas FPI itu membesarkan nama Allah atau sebaliknya?
Saya rasa “marah” tidak bisa menjadi alasan sedikitpun bagi FPI untuk melakukan tindak kekerasan.
Siapa sih yang tidak pernah berdosa? Mungkin FPI merasa dirinya benar dengan memcoba membela Allah.Tapi hal itu tidak memberikan hak kepada manusia menjadi hakim atas sesamanya.
Sejuki, salam dari saya, sudah lama tidak kontak.
Membaca tulisan anda itu kok saya jadi tertarik untuk nimbrung lagi dengan pembukaan: He, he, he …. aya, aya wae komen anda itu ! 🙂
Memang Allah (atau juga yang disebut Tuhan oleh agama lain) itu Maha Benar dan Maha Segalanya. Bahkan Maha Kuasa, Maha Perkasa. Untuk yang percaya, seperti anda.
Anda tetapinya menulis, bahwa Allah perlu pembelaan kita. Aneh, kan? Bukankah dengan begitu anda menghinaNya? Karena secara tidak langsung anda berpendapat, bahwa Allah itu lemah dan perlu dibela. Lho, bagaimana ini? Maaf, jangan merasa terserang dulu lho. Ini sekedar pertanyaan, karena kok rasanya dalam tulisan anda itu banyak yang saling bertentangan isinya.
Anda menulis dan mengartikan: “amar ma’ruf nahyi munkar (menyeru kepada kebajikan dan mencegah berbuat yang mungkar)”
Dalam kalimat itu saya tidak bisa menemukan anjuran atau perintah untuk melakukan kekerasan. Kok anda interpretasikan begitu, kok saya nggak ngerti. Harap dijelaskan pengertian anda.
Sekali lagi: apakah Allah Yang Maha Kuasa, Maha Benar, Maha Segala,dst., dst. itu perlu pembelaan dari kita-kita ini?
@Tomaculum
Spot on, mate!
@ M. Sejuki
manusia itu adalah wakil Allah (Khalifatullah), yaitu Allah nobatkan sebagai Khalifah di muka bumi ini? Missinya kan membela Allah, yaitu membela kebenaran dan keadilan, lengkapnya ‘amar ma’ruf nahyi munkar (menyeru kepada kebajikan dan mencegah berbuat yang mungkar)
Di dalam Al-Qur’an atau hadist sebelah mana yang menyebutkan “MISI MANUSIA MEMBELA ALLAH” jangan asal sebut coy, kelihatan bodohnya…
Sebenarnya pemikiran, tindakan, dan kelakuan anda dan FPI (Red*Kekerasan) ini bukan berdasarkan pada Al-Qur’an, hanya berdasarkan pada PENAFSIRAN, ya, penafsiran seseorang tentang Al-qur’an,
Apakah Jihad berarti menghunus pedang, apakah menegakkan Anang ma’ruf nahi munkar dengan menganiaya??????
anda menyerahkan hidup anda pada penafsiran seseorang, sayang sekali,.. ta ubahnya Masyarakat Jahiliyah yang ketika diperintahkan rajanya Bunuh, langsung bunuh, perkosa langsung perkosa, yang membedakan skarang ini di tambahi oleh orang tersebut dengan “ini perintah Al-Qur’an” dan anda tetap menurutinya….. Naudzubilah min dzalik…
Bukankah Jihad yang terbesar itu ialah Jihad dalam memerangi hawa nafsu kita sendiri? Nafsu tidak senonoh, nafsu angkara murka, nafsu kemarahan, nafsu kebencian, nafsu mau menang sendiri, nafsu merasa paling benar, nafsu dst., dst. …..
Bukankah mencegah berarti berusaha meyakinkan, bahwa sesuatu tindakan atau rencana itu tidak betul dan tidak boleh dilakukan, sebelum yang bersangkutan berbuat?
Mari kita memerangi hawa nafsu sendiri, sebelum merasa sudah benar dan tahu untuk memerangi orang lain.
Bukankah lebih baik meyakinkan orang lain dengan debat dari pada dengan paksaan?
Tapi mungkin jalan pikiran saya terlalu dangkal, ya? Kalau memang begitu ya betul kalau ada reaksi: He, he, he, aya, aya wae….. 🙂
Siapa yang menggunakan kekerasan, kemungkinan mati karena kekerasan itu lebih besar. Dan apakah kita bisa selalu pasti, bahwa kekerasan atau kematian kita itu diridhoi oleh Allah atau Tuhan? Apakah kita pasti masuk surga? Apakah kita pasti diterima di sisiNya?
Wah, kok jadi ceramah, maaf.
Monggo.
Kalau saya melihat sepak terjang para anggota FPI sangat ironis dengan perkataan mereka yang selalu ingin menegakkan kaedah2 islam. Mereka sebenarnya menggunakan agama untuk menindas orang lain. Jika mereka benar2 menghargai agama Islam tentunya mereka dapat menyayangi orang2 yang notabene adalah ciptaan Allah seperti mereka juga.Bukankah dengan menganiaya orang lain berarti telah menghina Allah sebagai penciptanya?
Saya batasi deh Topik perdebatan ini….agar jangan merusak wacana Topiknya.
” FPI dalam insiden Monas…Hanyalah bertindak untuk mencegah Aliran Kepercaayaan yang sesat…itu saja.
Jangan melebar diskusinya…yang FPI hajar itu adalah Kaum yang berniat memecah belah, menyesatkan ajaran agama (khususnya Islam).
Menurut saya sih, dalam konteks diatas FPI sangat tepat bertindak, bahkan menurut saya tindakan FPI tersebut kurang sukses, karena gak sampai bisa membubarkan aliran sesat…tetapi kaum sesat tersebut malahan berlindung dan ada yang melindungi…bahkan dari FPI sekarang malahan berurusan dengan hukum.
Om sejuki…..saya setuju dengan koment anda om.
So….jadi kita batasi ya….jangan sampai diskusi ini kok jadi perdebatan antara Isalam dan nasrani sih???????
@foolosophy
Semua yang kita katakan, lakukan dan perbuat tentu saja akan dimintai pertanggung-jawabannya kelak oleh Allah SWT. Saya setuju, benar sekali apa yang anda katakan bahwa kita semua akan bertanggung-jawab nanti di hadapan Allah.
Kemudian anda bilang bahwa mengecam FPI tidak ada artinya di sini. Kalau sudah tau tidak ada artinya, kenapa masih anda lakukan? Hehehe…. Jelas dong tidak ada artinya. Mestinya yang anda kecam itu bukan FPI-nya, tetapi Kemaksiatan, Kemungkaran dan Aliran Sesat. Tepatnya dalam konteks ini, AKKBB-lah yang mestinya anda kecam, bukan FPI. Kan begitu? Bilang ke AKKBB, hei kalian itu keliru, sebab yang kalian bela itu “Aliran Sesat”. Teriakan anda kan begitu mestinya. Tul gak? Hehehe………
Kemudian anda bertanya : “Adakah hal2 kekerasan yang dilakukan ormas FPI itu membesarkan nama Allah atau sebaliknya? Saya rasa “marah” tidak bisa menjadi alasan sedikitpun bagi FPI untuk melakukan tindak kekerasan.
Jawaban saya : “Jelas dong, apa yang dilakukan itu berada pada jalan Allah. Tentang marah, tentu saja dibenarkan sepanjang marah itu ditujukan kepada kemaksiatan, kemungkaran dan aliran sesat dan marah kepada hal-hal yang berbau negatif lainnya. Bahkan marah yang seperti itu sangat dianjurkan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya”.
Ngerti opo ora son? (Ceritanya niru-niru gaya si Ucil, hehehe…..).
@tomaculum
Salam juga dari saya. Maaf, baru saja membalas komen anda. Aya-aya wae, hehehe…..
Anda mengatakan bahwa anda merasa aneh menusia membela Allah, karena Allah itu Maha Segalanya, sehingga menurut anda Allah tidak perlu pembelaan manusia karena Dia itu Maha Perkasa. Bagaimana mungkin perlu pembelaan?
Pernyataan anda itu memang manis dan sepintas adalah benar. Kasian bagi orang yang awam karena akan bisa ternyesatkan atau bahkan disesatkan. Mereka yang awam tersebut, sedikit banyaknya akan berfikir, “Benar juga ya apa yang dikatakan @tomaculum, buat apa kita membela Allah. Kan Allah Maha Segalanya? Bukankan kalau kita membela Allah, justeru akan sangat menghina Allah seperti yang dikatakan @tomaculum?” (Kira-kira begitu barangkali gumaman si “AWAM” tadi, hehehe…… Tapi jangan kesenengan dulu)
Begini Mas. Allah itu memang tidak perlu pembelaan manusia, tetapi manusialah yang perlu membela-Nya, sebagaimana juga Allah itu tidak perlu disembah, tetapi manusialah yang perlu menyembah-Nya. Allah itu tidak perlu diagungkan, tetapi manusialah yang perlu meng-agungkan-Nya. Dst dsb dll. Kitalah, manusia yang perlu Allah, karena Dia Maha Segalanya. Lalu, kalau kita membela Allah apakah kita telah menghina-Nya? Tentu saja tidak!!! Justeru dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya kita justeru akan mendapat kemuliaan di sisi Allah. Anda mematuhi dan mentaati perintah orang tua, itu kan sama saja dengan membela orang tua namanya? Anda sekolah atau kuliah, kemudian anda mematuhi segala peraturan Sekolah dan Universitas, itu kan namanya sama saja dengan membela Sekolah atau Universitas? Jadi, membela Allah adalah memang kewajiban manusia karena manusia telah dijadikan khalifah oleh Allah atau mewakili Allah di dunia, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tentang manusia dijadikan Allah “khalifah” di muka bumi, Malaikat saja sempat protes, namun begitu Allah mengatakan bahwa Allah lebih mengetahui dari mereka, para Malaikat tidak bisa berbuat apa-apa. Tentang ini bisa kita lihat dalam al Qur’an Surah Al Baqarah (2):30. “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka (para Malaikat) berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan padanya dan yang suka menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Ringkasnya tentang “Membela Allah” tsb adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga bisa dimengerti.
Kemudian tentang amar ma,ruf nahyi munkar (menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada berbuat yang mungkar), memang tidak ditemukan anjuran atau perintah untuk melakukan kekerasan. Itulah indahnya Islam. Tentang ini mungkin saya perlu menjelaskannya sedikit agak panjang lebar. Saya coba seringkas mungkin.
Perintah Allah tentang amar ma’ruf nahyi munkar terdapat pada banyak ayat dalam al Qur’an, antara lain pada Surah Ali ‘Imran (3):104. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ini sudah dilakukan oleh FPI jauh-jauh hari sebelumnya)
Berbeda dengan orang-orang munafik, yang justeru kebalikannya yaitu malah menyeru kepada yang mungkar dan melarang kepada yang ma’ruf, sebagaimana tertuang dalam al Qur’an Surah At Taubah (9):67. “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”.
Penjelasan :
Islam sangat menekankan upaya-upaya preventif. Pada ayat tsb sangat jelas kata “menyeru” yang ma’ruf dan “Mencegah” yang mungkar. Itu apa artinya? Tentu saja itu dimaksudkan untuk da’wah seraya si penda’wah memberikan contohnya dengan cara dia sendiri harus mencegah dirinya sendiri dari berbuat yang mungkar. Bagaimana mungkin, katakanlah saya M. Sejuki menyeru berda’wah kepada orang lain agar orang lain tsb berbuat baik sementara saya sendiri justeru malah suka berbuat mungkar. Jelas da’wah saya tidak akan dipatuhi. Kan begitu?
Kemudian, ketika orang tsb tidak juga mau patuh atas seruan atau da’wah kita sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, ya sepanjang dia itu tidak patuh untuk dirinya sendiri tentu tidak masalah. Tetapi tidak patuhnya tsb dengan cara mengajak orang lain, naaaaaaaahhhh….. disinilah perlu adanya tindakan tegas. Jadi, itulah maksud dari ayat tentang “menyeru” yang ma’ruf dan “mencegah” yang mungkar. Yaitu upaya preventif dulu. Anda bisa bayangkan, bagaimana jika ayatnya itu langsung berbunyi berupa kalimat perintah untuk kekerasan sebagaimana yang anda maksudkan, wah dapat dipastikan semua orang Islam pasti akan mengamuk di mana-mana. Seruduk sana, seruduk sini. Gebuk sana, gebuk sini. Seperti banteng ketaton. Salah-salah anda juga akan mendapat imbasnya untuk mendapatkan serudukan, setidaknya serudukan dari saya M. Sejuki. Hehehe….. aya-aya wae…….
Pelajari dulu Mas Al Qur’an dengan benar, baik dan jujur serta kaffah (menyeluruh). Baru kemudian bercuap. Tapi, ya tolong jangan keluar dari topik sebagaimana dibilang oleh saudara saya @Dhani. Kan begitu?
Nah, dalam konteks AKKBB dan Lasykar Islam dan FPI di Monas, sangatlah jelas posisinya seperti apa. Ahmadiyah sudah dinyatakan sesat oleh MUI, dan dibela oleh AKKBB. Membela semata sih tidak mengapa, tetapi membela sambil menuding dan mencaci-maki Lasykar Islam dan FPI sebagai “Lasykar Kafir” dan “Lasykar Setan” apalagi sambil menembakkan senjata api. Lho? Gimana ini? Apa tidak terbalik? Justeru yang “kafir” dan “Setan” itu kan AKKBB karena jelas-jelas membela yang sesat. Kafir teriak Kafir, Setan teriak Setan. Yaaa… AKKBB itulah.
Aya-aya wae……… aya-aya wae……… Hehehe…
@Dhani
Syukurlah jika anda dapat memahami apa yang saya maksudkan. Kuncinya adalah kejujuran dalam mengkaji permasalahan. Setiap orang, siapapun orangnya, apapun latar belakang agamanya, asalkan mau jujur dalam melihat kasus Monas, dapat dipastikan akan berpendapat tidak jauh berbeda dengan pendapat kita.
Pertanyaannya adalah maukah orang-orang berfikir dan bersikap jujur?
Aya-aya wae……. aya-aya wae…….. Hehehe……
@Goodguy
Saya sarankan, sebelum anda berkomentar sebaiknya baca dulu secara keseluruhan diskusi di sini. Okey?
@Dian
Jawaban untuk anda, sama dengan postingan saya ke @tomaculum di atas.
Aya-aya wa… aya-aya wae… Hehehe…
Sejuki,
“Aya-aya wa… aya-aya wae… Hehehe…”
Jadi untuk anda mematuhi peraturan sekolah itu berarti membela sekolah? Kok persamaannya kurang bisa dimengerti.
Kalau menurut pengertian saya, mematuhi peraturan sekolah itu berarti sekolah yang mau membela kita, mau melindungi kita dari hal-hal yang (menurut peraturan sekolah tersebut) bisa menyesatkan kita atau bisa menimbulkan kerusuhan di sekolah atau dalam kehidupan di sekolah tersebut dan juga di kehidupan muridnya. Mungkin pandangan kita memang berbeda, karena menurut saya pembelaan dari sebuah institusi oleh pesertanya itu (bisa) hanya merupakan efek dari identifikasi peserta tersebut terhadap, katakanlah, alma maternya. Tetapi pada dasarnya (kembali kepada pertanyaan semula) : perlukah sebuah institusi sekolah atau agama itu dibela? Kalau ia, seharusnya yang setuju hal ini akan mengerti juga, bahwa “lawan” yang diserang FPI itu juga akan membela dirinya, kan? Karena mereka kan juga mempunyai identifikasi diri terhadap insitusi ataupun kepercayaan yang mereka anut?
Dengan contoh sekolah ini anda mencoba menjelaskan, bahwa Allah itu tidak perlu dibela, tetapi manusia yang perlu membela Allah dan manusia berkewajiban membela Allah.
“Begini Mas. Allah itu memang tidak perlu pembelaan manusia, tetapi manusialah yang perlu membela-Nya, sebagaimana juga Allah itu tidak perlu disembah, tetapi manusialah yang perlu menyembah-Nya. Allah itu tidak perlu diagungkan, tetapi manusialah yang perlu meng-agungkan-Nya. Dst dsb dll.”
Kenapa manusia itu perlu membelaNya atau menyembahNya? Tolong dijelaskan.
“Pelajari dulu Mas Al Qur’an dengan benar, baik dan jujur serta kaffah (menyeluruh). Baru kemudian bercuap. Tapi, ya tolong jangan keluar dari topik sebagaimana dibilang oleh saudara saya @Dhani. Kan begitu?”
Kalau anda tidak mengerti makna pertanyaan saya dan menganggap saya “bercuap”, ya itu hak andalah. Saya sih cuma bisa tulis: Aya, aya wae, Sejuki ini …. 🙂
Di mana sih saya keluar dari topik? Apakah karena Dhani nulis di atas lalu isinya benar dan yang lain harus monggo saja? Kalau anda menilik tulisan saya, akan anda temui, bahwa tulisan saya isinya merupakan pertanyaan mengenai beberapa hal yang anda tulis dan tidak saya mengerti. Lho, kalau begitu, siapa yang keluar dari topiknya? 🙂
Dan di mana tidak jujurnya saya? Secara jujur saja: saya kurang memahami jalan pikiran anda dan secara jujur saja, saya nggak setuju dengan beberapa statement anda.
Dan secara jujur saja, cara anda nulis (dengan “Aya aya wae” dan dengan “he, he he” dsb) itu memberi kesan, bahwa anda ini yang maha mengerti tentang ajaran Islam. Kalau memang begitu, ya saya secara jujur merasa ikut bersyukur.
Kalau tidak ………. 🙂
Dan sebagai seorang yang faham sekali tentang Al Qur’an, anda mungkin bisa menjelaskannya kepada saya yang awam ini, karena dalam tulisan anda itu ada hal-hal yang nggak mengerti.
Kembali ke topik:
Ada satu hal dalam argumentasi anda yang juga kurang saya ngerti.
Anda tulis, bahwa kalau kita mematuhi orang tua dan mematuhi peraturan sekolah, itu berarti kita membela orang tua dan/atau sekolah. Dan menghormati orang tua/sekolah, kan?
Pertanyaan saya:
1. Apakah yang dilakukan FPI itu bisa digolongkan mematuhi peraturan negara?
Kalau iya, bukankah berarti dalam peraturan negara diijinkan melakukan tindakan-
tindakan seperti itu?
Kalau tidak, bukankah berarti FPI tidak menghormati/membela Negara Republik
Indonesia?
2. Kalau seorang murid mematuhi peraturan sekolah, tetapi orang tuanya nggak setuju
dengan peraturan itu, murid itu harus bagaimana? Apakah kalau tidak mematuhi
salah satu dari peraturan itu (mungkin dari orang tua, mungkin dari sekolah?) lalu
bagaimana?
Pendeknya: peraturan mana yang harus diikuti?
“Nah, dalam konteks AKKBB dan Lasykar Islam dan FPI di Monas, sangatlah jelas posisinya seperti apa. Ahmadiyah sudah dinyatakan sesat oleh MUI, dan dibela oleh AKKBB. Membela semata sih tidak mengapa, tetapi membela sambil menuding dan mencaci-maki Lasykar Islam dan FPI sebagai “Lasykar Kafir” dan “Lasykar Setan” apalagi sambil menembakkan senjata api. Lho? Gimana ini? Apa tidak terbalik? Justeru yang “kafir” dan “Setan” itu kan AKKBB karena jelas-jelas membela yang sesat. Kafir teriak Kafir, Setan teriak Setan. Yaaa… A”
Jadi MUI itu di Indonesia memang instansi tertinggi yang menentukan sesuatu itu sesat atau tidak? Siapakah yang memberikan mereka hak ini? Ini pertanyaan lho, bukan serangan. Pingin tahu saja. He, he, he …..
Kalau memang begitu, apakah hak atau kekuasaan ini hanya berlaku bagi segala sesuatu yang tercakup dalam agama Islam dan kehidupan sosialnya atau berlaku secara umum? Tolong dijelaskan.
“Salah-salah anda juga akan mendapat imbasnya untuk mendapatkan serudukan, setidaknya serudukan dari saya M. Sejuki. Hehehe….. aya-aya wae…….”
Oh, jadi anda seneng serudk sana seruduk sini seperti “banteng ketaton”? Jangan lupa: domba/kambing juga seruduk sana seruduk sini. 🙂
@Sejuki
Hayooo coba jawab tuh????
Jawaban anda hanya retorika dan mengarahkan pembaca harus sejalan dengan anda… tidak memberi sebuah fakta yang jelas sehingga pembaca tanpa paksaanpun akan mengiyakan tulisan anda, seperti yang dilakukan mas Tomaculum
Anda mengarang sekenanya tanpa perenungan yang dalam dan langsung mengutarakannya..
seperti
“Ringkasnya tentang “Membela Allah” tsb adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga bisa dimengerti.”
kelihatan sangat dangkal sekali bung!!!
“Ahmadiyah sudah dinyatakan sesat oleh MUI, dan dibela oleh AKKBB. Membela semata sih tidak mengapa, tetapi membela sambil menuding dan mencaci-maki Lasykar Islam dan FPI sebagai “Lasykar Kafir” dan “Lasykar Setan” apalagi sambil menembakkan senjata api. Lho? Gimana ini? “
Itu hanya opini saudara… Fakta di lapangan bisa saja lain sapa yang neriakin dulu, sapa yang mengejek dulu kita ngga akan tau keduanya saling ngeklaim, Yang jelas Fakta di lapangan FPI memukuli dengan ganasnya orang2, ibu2, anak2 (ada rekamannya, dan disitu tidak terdengar 1 pun letusan senjata).
Yang lucu lagi, alasan yang digunakan FPI adalah itu semua karena provokasi (sebab akibat) tujuan AKKBB adalah memprovokasi supaya FPI melakukan tindakan anarkhis…
Yaa sudah tau tujuan mereka begitu kok ya di makan juga..???
Wong ikan gabus aja kalo tau dipancing ga akan dimakan tuh umpan,
lha ini manusia kok ya kalah ma ikan….???hehehe ayaya wae’
Dian
@tomaculum
Agama adalah kebenaran yang bersumber dari Allah, Tuhan Yang Maha Segalanya. Untuk mengetahui kebenaran agama ini, tentu manusia harus mengacu dengan berpedoman kepada Kitab Suci-Nya. Karena Kitab Suci-lah kumpulan firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya.
Sebelum saya lanjutkan, saya ingin bertanya kepada anda. Apakah anda (maaf sebelumnya) orang beragama? Jika ya apakah muslim atau bukan? Jika anda orang tidak beragama (atheis), tentu agak sulit nyambungnya, tetapi jika anda beragama meski bukan Islam apalagi Islam tentu diskusi kita ini akan lebih mudah ke depannya. Kenapa? Karena bagi orang beragama, tentu akan sangat setuju bahwa kebenaran itu hanya terkandung dalam Kitab Suci-Nya dan petunjuk Rasul Utusan-Nya, tidak di luar dari itu.
Mohon dijawab dulu yang ini, supaya saya lebih mudah menyampaikan apa yang mestinya harus saya sampaikan ke depannya.
@Dian
Pertanyaan saya kepada @tomaculum juga tertuju kepada anda.
Masalah Monas sebenarnya adalah masalah kaum muslimin, Kaum muslim tidak mau ada ajaran Islam yang menyesatkan, karena ajaran Islam di seluruh dunia adalah sama diseluruh dunia, dari awal sampai akhir zaman.
Kalau topik masalah ini berkembang, dan orang non muslim ikut berkomentar pasti gak akan nyambung lah….so mari sekali lagi kita batasi topik permasalahan ini
Sekali lagi” FPI hanya membuat tindakan tegas hanya pada masalah perjudian, kemaksiatan, kemunkaran dan ajaran Islam lain yang sesat” FPI tidak pernah ikut campur tangan dalam masalah politik di indonesia ataupun membuat masalah terhadap umat beragama lain”
Tolong camkan hal tersebut…Mari kita kembangkan toleransi antar umat beragama, dengan cara menjaga lingkungan kita dari segala macam bentuk kemaksiatan, pelacuran, perjudian, dan aliran sesat yang meresahkan. Juga agar kita dapat beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing.
Sejuki,
apa pengertian anda tentang “beragama”? Agama itu yang mana?
Apakah kejawen itu agama? Apakah Kaharingan itu bagi anda agama?
Apakah menurut pengertian anda seorang yang tidak beragama itu berarti tidak mempercayai adanya Tuhan atau Allah?
Tolong terangkan dulu pengertian anda, apa agama itu, baru kita dapat bicara lagi tentang hal tersebut.
Mengenai kebenaran yang anda sebut hanya mutlak seperti apa yang “terkandung” dalam kitab suci atau utusanNya itu bisa kita bicarakan, kalau anda sudah menulis pengertian anda tentang apa agama itu.
Saya kenal banyak orang yang beragama tetapi menanggapi secara kritis “kebenaran mutlak” dalam kitab suci. Bagaimana dengan orang-orang ini?
Apakah mereka berdosa? Apa definisi berdosa itu? Apakah mereka pada dasarnya sudah berdosa kalau mempertanyakan kemutlakan isi kitab suci tersebut? Biarpun mereka hidup sebgaia manusia yang baik tanpa melakukan kemaksiatan atau kedurjanaan dan senang menolong orang lain tanpa pamrih?
Banyak pertanyaan-pertanyaan.
Tetapi tolong jawab dulu pertanyaan saya yang pertama.
FPI SALAH!
BIARPUN MEMBELA AGAMA ISLAM, SEHARUSNYA MEMBELA DI DALAM BOUNDARY HUKUM.
TINDAK KEKERASAN SEPERTI INI ADALAH DILUAR HUKUM
AKSI DI LUAR HUKUM ADALAH TERRORISM
YANG BEGINIH ADALAH TERRORIST KECIL2lan, SETELAH INIH APA? MAU BIKIN BOMB?
kalau membela agama, boleh… tapi jangan dengan outlet kayak beginih…
Aduh akuh kasihan dengan nasib dan pola pikiran saudara2 kuh yang bodoh dan memperburuk nama agama yang kucintai
semoga tuhan membuka mata mereka
amin
@tomaculum
Agama menurut pengertian yang saya pelajari selama ini adalah tuntunan hidup yang menyangkut tentang “AQIDAH” dan “SYARI’AH” yang apabila manusia mematuhinya akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat (hidup setelah mati). AQIDAH adalah tuntunan tentang bagaimana kita mengenal Tuhan, siapa itu Tuhan, bagaimana cara manusia mengimaninya dll yang secara umum menguraikan tentang sekitar Ketuhanan. Sedangkan SYARI’AH adalah ketentuan-ketentuan teknis bagaimana kita menyembah kepada Tuhan dan melaksanakan ibadah-ibadah lainnya dan juga mengatur bagaimana tata cata manusia melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang kesemuanya itu dimaksudkan agar manusia dapat memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Yang tidak mematuhinya apalagi menentangnya, tentu saja akan mendapatkan azab-Nya pada hari Pengadilan Akhirat kelak.
Semua hal tentang AQIDAH dan SYARI’AH tsb telah tertuang dalam Kitab Suci-Nya dan petunjuk-petunjuk Rasul Manusia Pilihan sebagai Utusan-Nya maupun uraian-uraian para ulama-ulamanya sebagai pelengkap. Jadi, berdasar pengertian tsb, syarat suatu agama tentu harus mempunyai Kitab Suci yang benar-benar teruji bersumber dari Sang Maha Kuasa Tuhan Semesta Alam dan petunjuk-petunjuk Rasul Utusan-Nya.
Dengan sendirinya, yang tidak mempunyai Kitab Suci dan Rasul Utusan-Nya, mestinya tidak termasuk dalam kategori tentang pengertian AGAMA tsb.
Itulah konsep apa itu AGAMA yang saya pelajari dan saya fahami selama ini.
Nah, saya ulangi lagi pertanyaan saya. Apakah anda menganut salah satu agama sebagaimana yang saya maksud?
@Ish
FPI anda katakan salah? Salah menurut siapa? Salah menurut Pemerintah Indonesia atau salah menurut Allah, Tuhan Semesta Alam?
Bisakah anda menuding lengkap dengan argumen dan dalil-dalilnya?
Sejuki,
Masih ada beberapa pertanyaan yang belum anda jawab. Tolong jawab itu dulu.
Bagaimana kalau seseorang dipaksa menganut sebuah agama atau dipaksa menganut sebuah kepercayaan yang tidak bisa diyakininya?
Bagaimana dengan seorang yang mempunyai kepercayaan, tetapi kepercayaan ini tidak diakui negara secara formal sebagai agama dan ia terpaksa mengaku: saya beragama A atau B?
Bagaimana anda bisa yakin, bahwa seseorang yang mengaku beragama itu betul percaya kepada agama itu?
Apakah itu dasar yang paling penting atau yang mutlak untuk anda? Seandainya saya bilang: saya orang Kejawen, terus bagaimana?
“Dengan sendirinya, yang tidak mempunyai Kitab Suci dan Rasul Utusan-Nya, mestinya tidak termasuk dalam kategori tentang pengertian AGAMA tsb.”
Pengikut Buda tidak mempunyai kitab suci dalam arti seperti dalam Islam, Kristen atau Yahudi dan mereka tidak punya rasul. Ini agama atau bukan?
“Yang tidak mematuhinya apalagi menentangnya, tentu saja akan mendapatkan azab-Nya pada hari Pengadilan Akhirat kelak.”
Kalau begitu buat apa dibela? Kan nggak perlu? Atau?
@tomaculum
Saya sudah katakan bahwa saya agak sulit untuk menerangkan ke mana arah yang harus saya tuju sebelum saya tahu dulu posisi anda itu seperti apa.
Saya harus tahu dulu siapa lawan diskusi yang dihadapi. Kan begitu?
Untuk saya pribadi, sudah jelas bahwa saya ini Muslim. Sementara tentang anda saya tidak tahu persis apa keyakinan agama anda. Bagaimana mungkin diskusi ini bisa berjalan dengan nyaman sementara anda selaku lawan diskusi saya tidak bersifat terbuka? Apa sih susahnya untuk bersikap jujur mengakui siapa anda sebenarnya? Anda maunya bertanya melulu sementara saya hanya bertanya 1 (satu) saja enggan untuk anda jawab. Gimana ini?
Begitu susahkah anda menyampaikan identitas anda yang satu itu?
Sejuki,
Masalahnya bukan sulit atau takut menyatakan identitas kepercayaan saya, tetapi masalahnya ialah bahwa untuk saya tukar pikiran ini tidak ada hubungannya dengan kepercayaan saya.
Alasannya? Ya tolong baca kalimat-kalimat saya di atas dan dicoba untuk mengerti. Mungkin agak sulit, tetapi itulah pendirian saya.
Juga saya tidak mengerti, kenapa untuk menjelaskan pendirian anda, apa agama itu dan bagaimana agama itu anda perlu tahu kepercayaan orang lain. Selama diskusi saya di blog ini saya belum pernah mengalami hal ini.
Kalau anda mau tahu siapa dan bagaimana pendirian anda, silakan baca tulisan-tulisan saya yang terdahulu dengan baik. Anda akan bisa dengan mudah memperoleh gambaran (paling tidak sebagian) dari pendirian saya.
Copyright Indonesia Matters 2006-2025
Privacy Policy | Terms of Use | Contact
MENELITI KONTEKS, Pak Dhani.
Jika anda jadi tersinggung kerena post saya, saya minta maaf.
Saya cuma mengutip perkataan anda. Saya tidak bermaksud mengkritik anda. Saya menchallenge ormas FPI, bukan anda.
Saya rasa FPI adalah teroris idealis. Dunia tidak akan bisa diperbaiki dengan menghancurkan isinya.